“Kasus Curanmor menjadi tindak pidana paling tinggi dengan 40.69% dari keseluruhan kasus menonjol yang terjadi,” ujarnya, Kamis (28/12/2017) siang, saat menggelar jumpa pers akhir tahun di Resto Pyramid.
Dijelaskannya, pada tahun 2016 ada 154 kasus curanmor, sedangkan untuk tahun 2017 meningkat menjadi 165 kasus atau naik sekitar 7 persen. Kalau dirata-rata sebulan ada 12 sampai 15 kali kasus curanmor.
Dijelaskan, jenis sepeda motor yang banyak paling digemari oleh para pencuri sepanjang tahun 2017 adalah Skuter Matic merk Honda, yakni ada 70 kasus. Disusul, Honda bebek 26 kasus, Yamaha sport 19 kasus, selanjutnya Yamaha bebek dan Honda sport masing-masing 11 kasus.
Para pencuri rata-rata beraksi pada dini hari sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 WIB dan pukul 06.00 WIB sampai 08.00 WIB. Mereka beraksi dengan modus merusak kunci sepeda motor menggunakan kunci letter T.
Untuk sasaran lokasi tindak pidana curanmor yang paling diisukai oleh kawanan pencuri secara berurutan yakni di perkampungan, tempat kost, toko/warung dan jalan umum.
Menurut Kapolres, kasus curanmor terjadi rata-rata karena faktor kelalaian pemiliknya seperti pengendara parkir sembarangan. Peluang-peluang ini menjadi celah atau kesempatan bagi pelaku untuk melancarkan aksinya.
Untuk mengantisipasi kasus kejahatan curanmor tersebut, Kapolres Bantul mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pengawasan saat memarkir kendaraannya. (Humas Polres Bantul)
0 komentar:
Post a Comment