24 October 2018

Pengamanan Apel Akbar Hari Santri Nasional (HSN) Di Lapangan Trirenggo Bantul

Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih tidak menampik jika pondok pesantren tidak bisa dilepaskan dari aktivitas politik dalam pemilu 2019. Kendati demikian, politikus PKB itu menegaskan pondok pesantren di wilayah Kabupaten Bantul tetap akan bersikap netral.

Ihwal pilihan calon di pilihan anggota legislatif (pileg) maupun Capres-Cawapres, Halim mengatakan kyai dan segenap civitas akademika pondok pesantren memiliki pandangan sendiri-sendiri.

Dia menyebut pesantren tidak ada yang bisa mengintervensi maupun mengarahkan pilihan kepada calon tertentu .

"Pondok pesantren tentu ini tidak bisa dilepaskan dari politik. Karena itu Pondok pesantren di Bantul memiliki sikap politik yang kita tidak bisa mengarahkan atau mengintervensi. Para kyai beserta seluruh civitas akademika di pondok-pondok pesantren, memiliki pandangan sendiri. Mereka sudah memiliki pilihan sendiri, tentunya itu kita hargai," ujar disela mengikuti apel akbar Hari Santri Nasional (HSN) di Lapangan Trirenggo Bantul, Minggu (21/10/2018).

Sementara itu, dalam momentum menyambut HSN yang jatuh 22 Oktober, Halim mengungkapkan bahwa perayaan HSN upaya untuk menguatkan kembali komitmen santri untuk memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme, siap membela bangsa dan negara setia kepada Pancasila dan NKRI.

Semangat perjuangan yang dikobarkan KH Hasyim Asyari, menurut Halim, mengusir penjajah sepatutnya menjadi pijakan santri generasi saat ini agar terus semangat menjaga tradisi pesantren yang selalu bertafaqquh fiddin dan beribadah kepada Allah SWT.

"Santri itu dua punya tugas, satu ngrekso agomo (menjaga agamanya), dua ngrekso bongso (menjaga bangsanya), itulah yang sejak dulu yang diwariskan oleh tokoh-tokoh pesantren utamanya KH Hasyim Asyari," tandasnya.

Selama kegiatan berlangsung personil Polsek Bantul melaksanakan pengamanan hingga acara selesai dalam keadaana aman tertib. (Humas Polsek Bantul)

No comments:

Post a Comment