
Hadir juga dalam pengamanan tersebut Waka Polres Bantul, Kabag Ops Polres Bantul, Kasat Intelkam Polres Bantul, Kasubbag Dal Ops Kabag Ops Polres Bantul dan Kapolsek Kasihan Kompol Y. Tarwoco Nugroho, SH.
Aksi tersebut digelar karena adanya sebagian mahasiswa STEI Hamfara yang terlibat dalam aksi pada hari Selasa tanggal 03 Maret 2020 di sepanjang Malioboro, dengan penanggungjawab Waljito, SH (Sekjend FKOR) yang diikuti sekira 50 orang.
Dalam Orasinya, Waljito menyampaikan bahwa pada tanggal 3 Maret 2020 yang lalu ada aksi di titik 0 km dengan menggelorakan anti Nasionalisme yang dimana nasionalisme merupakan komponen untuk menyatukan bangsa Indonesia. Bahwa Pancasila adalah dasar negara dan merupakan Ideologi bangsa Indonesia yang tidak dapat diubah, jika ada yang ingin mengubahnya akan berhadapan dengan kami. Jika tidak setuju dengan pancasila silahkan tinggalkan indonesia. Kami tidak ingin mendengar lagi ada kelompok yang anti dengan nasionalisme dengan mendirikan paham tertentu di bangsa Indonesia ini.
Orasi Pembina Kobara, Dengan ini saya datang disini karena melihat situasi yang tidak kondusif, ada yang mau mengatas namakan NKRI menjadi pemecah belah umat. Kobara turun disini menentang keras oleh anak anak kita yang kemarin turun dijalan yang menuding nasionalis memecah belah umat. Jangan coba coba ingin membuat huru hara di DIY, nanti akan berhadapan dengan kobara. Anggota kobara hampir seribu, tapi saya tidak menghendaki kesini karena dapat berpotensi menimbulkan huru hara.
Orasi Sdr. Dodi Admolimo, Saya prihatin karena STEI hamfara merupakan dunia pendidikan, harusnya memberikan pendidikan yang baik untuk bangun bangsa dan negara, bukan mengajari provokasi. Jika terjadi provokasi akan berhadapan dengan kami.
Orasi Sdr. Deki Merkade, Bhineka tunggal ika adalah roh kita, pancasila sudah ada di nadi kita karena itu merupakan darah pahlawan. Tidak ada diskusi lagi.
Orasi Sdr. Erwin Ketua forum bela Negara, Kita kesini adalah mensikapi bahwa ada indikasi yang akan meresahkan mengganti pancasila sebagai idiologi negara. Itu merupakan tugas kita mensikapi hal ini. Jika ada yang menyampaikan secara publik kita juga harus mensikapi secara publik seperti saat ini, karena hal ini yang akan ganggu stabilitas. Kita sangat prihatin generasi muda yang sekolah di DIY tetapi malah seperti itu. Kami terkabung dalam FKOR memyampaikan di publik karena ini tidak benar. Kita bhineka tunggal ika berbagai ras suku dan agama, DIY adalah miniatur indonesia jangan ada hal hal seperti itu kedepannya.
Orasi Sdr. Eko MKJ, Hamfara adalah institusi pendidikan, idiologi yang disampaikan kemarin sangat bertentangan, saya mewakili MKJ Mengutuk keras karena pemerintah pusat juga melarang ajaran radikalisme yang dapat memecah belah kita semua. Indonesia disatukan dengan bhineka tunggal ika, saya berharap pendidikan menjadi hal penting untuk mempersatukan masyarakat. Ilmu yang didapat di perguruan adalah untuk menyatukan masyarakat bukan untuk memecah belah masyarakat.
Kegiatan dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh pak zaenal. Terlaksana dalam keadaan aman dan kondusif. (Humas Polres Bantul)
No comments:
Post a Comment