Puluhan santri salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kapanewon Sanden, Bantul, mengalami gejala diduga keracunan. Para santri pun harus mendapatkan penanganan di rumah sakit.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengatakan kejadian berawal saat para santri dan santriwati mengalami gejala sakit mual, pusing, dan diare akhir pekan lalu. Selanjutnya, oleh pengurus ponpes dibawa ke RS Saras Adyatma, dan RS Rachma Husada untuk mendapatkan perawatan medis.
"Untuk santri yang dibawa ke rumah sakit jumlahnya 25 orang. Mereka mengeluh mual, muntah, pusing dan diare sejak hari Sabtu (24/8) pukul 17.30 WIB," kata Jeffry, Senin (26/8/2024).
Terpisah, Direktur RS Saras Adyatma, dr. Tri Wahyuni membenarkan kejadian tersebut. Tri menjelaskan, berdasarkan keterangan pasien, kejadian bermula saat para santri mengikuti kegiatan karnaval pada Sabtu (24/8).
"Kemungkinan saat karnaval yang dimakan banyak dan ada yang jajan sendiri," ujarnya.
Selanjutnya, sore hari setelah asar para santri mengeluhkan mual, dan muntah. Bahkan, hingga Minggu (25/8) pagi kondisi para santri tak kunjung membaik.
"Karena itu oleh pengurus ponpes mereka diantar ke Rumah Sakit Saras Adyatma hari Minggu pagi. Kemudian yang tertangani rawat jalan tiga orang dan rawat inap 14 orang," ucapnya.
Namun karena terbatasnya tempat tidur akhirnya delapan orang dibawa ke RS Rachma Husada.
"Terus bergelombang dikirim ke kami, karena kemampuan kami terbatas terus diarahkan ke Rachma Husada. Jadi yang kami tangani 17 orang," katanya.
Terkait diagnosis sementara, Tri menyebut jika para santri tersebut diduga mengalami keracunan. Pihak masih memeriksa sampel makanan dan sampel muntahan.
"Diagnosa keluhan diare, mual, muntah, rata-rata panas dan pusing yang dimungkinkan keracunan makanan. Tapi kita belum bisa memastikan 100 persen, karena sampel muntah dan makanan baru diuji laboratorium," jelas dia.
Puluhan Santri di Sanden Bantul Diduga Keracunan Dilarikan ke RS
Posted by Humas Polres Bantul on 11:33
Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 11:33
0 komentar:
Post a Comment