Pengamanan Upacara Adat Bhekti Pertiwi Pisungsung Jaladri Dusun Mancingan XI Parangtritis

Posted by tribratanewsbantul on 07:00

Personel Polsek Kretek melaksanakan pengamanan upacara adat labuhan Bhekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di dusun Mancingan XI Parangtritis, Kretek, Bantul. Selasa, 23/07/2019.

Kegiatan ini sebagai sarana melestarikan wisata lokal yang menjadi ikon budaya masyarakat Mancingan. Seluruh elemen masyarakat Mancingan ikut ambil bagian dalam tradisi ini. Adapun tema labuhan tahun ini adalah “Lestarining Budoyo Kinaryo Sarono Manunggaling Nuso Lan Bongso”.

Hadir dalam acara tersebut mewakili Bupati Bantul Asek I Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Dra Sri Edi Astuti M.Sc, Kepala dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo S.Sos, Camat Kretek Cahya Widada S.Sos MH, mewakili Kapolsek Kretek Bhabinkamtibmas desa Parangtritis Aiptu Sukarso dan Babinsa, Kepala KUAMustafid Amna S.Ag, Carik desa Parangtritis dan ratusan warga masyarakat Mancingan XI Parangtritis.

Ketua Panitia Bhekti Pertiwi Pisungsung Jaladri, Mas Penewu Suraji Parangpertomo mengatakan, tradisi itu digelar setiap kompetisi sekali. Dijelaskannya, rangkaian prosesi Bhekti Pertiwi Pisungsung Jaladri sudah dimulai sejak Rabu 17 Juli 2019 dengan agenda bersih makam dan lingkungan dusun Mancingan XI.

Sementara pada Minggu 21 Juli 2019 malam diadakan 'umbul donga' di Balai dusun Mancingan XI untuk arwah leluhur yang sudah mewarisi tradisi. Sedangkan acara tradisi pisungsung jaladri sedekah laut dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Juli 2019 mulai pukul 10.00 Wib .

Disamping untuk nguri-uri budaya Jawa, kegiatan ini juga dalam rangka menyongsong abad Samudra Hindia untuk kemakmuran masyarakat Yogyakarta.

Bahwa kegiatan Bhekti Pertiwi pisungsung Jaladri ini sebagai puncak acara pada hari Selasa, 23 Juli 2019 malam bertempat di balai dusun Mancingan XI diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Suwondo dengan lakon "Karna Kala jaya".

Dikisahkan seorang anak lahir diluar nikah yang dibuang kesungai oleh ibunya dan ditemukan oleh seorang kusir, dididik memanah dan menjadi Prajurit hingga mencapai kejayaannya sebagai Raja Awangga yang akhirnya meninggal membela negaranya, jelasnya.

Sementara itu Dra Sri Edi Astuti M.Sc mewakili Bupati Bantul dalam sambutannya membacakan amanat Bupati Bantul menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada seluruh warga Mancingan yang tetap setia nguri-uri budaya Jawa ini. Dusun Mancingan XI ini merupakan kawasan wisata internasional, hal ini tentu akan sangat mempengaruhi wisata yang mengusung tradisi dan budayanya.

Dengan kehadiran acara yang seperti ini diharapkan bisa menangkal budaya yang masuk di wilayah kita. Namun demikian, budaya atau tradisi ini mengundang atau nguri-uri budaya peninggalan nenek moyang kita, jangan sampai punya tujuan lain apa lagi sampai menduakan Allah Tuhan Yang Masa Esa.
                                   
Diakhir sambutannya Dra Sri Edi Astuti M. Sc berpesan untuk semua warga agar mewariskan budaya ini untuk anak cucu, jangan sampai anak cucu kita ikut-ikutan budaya asing, apa lagi sampai melupakan budaya sendiri.

Semoga dengan adanya kirab pisungsung jaladri ini kedepan bisa lebih menarik wisatawan berkunjung di Parangtritis, sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Parangtritis kususnya warga Mancingan XI ini, pungkasnya.

Kirab diawali dari halaman UPK Joglo dinas Pariwisata didusun Mancingan XI yang dilepas oleh Asek I Dra Sri Edi Astuti M.Sc menuju Cempuri untuk doa bersama yang dilanjutkan ke Pantai Parangkusumo untuk melabuh gunungan dan sesajen ke laut oleh tim SAR Parangtritis.  Pisungsung Jaladri sendiri memiliki makna memberikan sesuatu atau persembahan kepada penguasa laut.

Selama berlangsungnya kegiatan berjalan lancar, aman dan kondusif dengan pengawalan dan pengamanan dari Polsek Kretek. (Humas Polsek Kretek).


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 07:00

0 komentar:

CB