Talk Show Nada Islmai Bareng Santri Rod To Pesantren Di Pondok An Nur Ngrukem

Posted by tribratanewsbantul on 12:00

Program baru hasil kerja sama antara Pemkab. Bantul lewat Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Radio Persatuan, bernama Nada Islami Bareng Santri Road To Pesantren, yang bertujuan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dari para nara sumber yang dihadirlkan untuk para santri.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bantul Nugroho Eko Setyanto, S.Sos MM saat menyampaikan sambutannya mewakili Pemerintah Kabupaten Bantul pada acara TalkShow Nada Islmai Bareng Santri Rod To Pesantren dengan tema 'Santri Siap Mandiri' di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur'an Komplek Pondok An Nur Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul, Kamis malam (22/2).

Acara ini, terang Pak Nugroho, memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu acara berlangsung di lingkungan pondok pesantren (Ponpes) yang pada malam ini dilaksanakan di Pondok Pesantren An Nur Ngrukem. Ini merupakan putaran pertama di tahun 2018 ini. Untuk selanjutnya panitia akan melakasanakan acara serupa di pondok-pondok pesantren yang ada di Wilayah Kabupaten Bantul.

Pada acara tersebut, panitia menghadirkan tiga nara sumber diantaranya Wakil Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih, dari unsur akademisi Dr. Hadi Suyono, S Psi. M Si. dari UAD Yogyakarta dan Yudi Susanto pemilik rumah makan 'Warung Ndeso' dari Dusun Santan Pajangan, dengan dipandu oleh host radio Persatun yang cukup kocak Miko Cakcoy.

Saat ini dunia sudah memasuki era global dan era ASEAN yang membutuhkan manusia yang berpengetahuan luas, kreatif, mental tangguh, jujur, dapat bekerja sama secara solit dengan mitra dalam berkegiatan baik di bidang ilmu pengetahuan, perdagangan, keungan, pemerintahan dan sebagainya. "Beberapa karakter ini sudah dimiliki oleh para santri selama menimba ilmu di pesantren, tinggal mempraktekan di dunia nyata dan ditengah-tengah masyarakat untuk menerapkan dan mengembangkan keahliannya. Sehingga bisa tampil menjadi insan yang tangguh secara ekonomi yang didasari mental dan akhlak yang mulia," terang Pak Halim.

Untuk itu, kata Pak Halim, saya berpesan agar para santri harus mulai memupuk percaya diri, optimis serta untuk belajar dengan sungguh-sunguh selama di pondok pesantren. Lebih baik lagi jika sambil mencari ilmu tentang kewirausahaan, agar setelah lulus dari Ponpes bisa menerapkan ilmu agama dan ilmu kewirausahaan yang diperoleh. Karena insan beragama akan lebih sempurna jika didukung kuat secara materi pula.

Pak Halim menyampaikan pula bahwa Pemkab Bantul lewat beberapa OPD memberikan fasilitas kepada kelompok masyarakat berupa pelatihan ketrampilan maupun modal kerja termasuk untuk para santri, dengn mengajukan proposal ke Bupati Bantul lewat OPD teknis terkait.

Terkait dengan Program Bantul Bebas Sampah 2019, Ponpes An Nur bisa diberi pelatihan pengelolaan sampah dengan diberi bantuan gerobak sampah dari Dinas Lingkungan Hidup.

Nara sumber lain Dr. Hadi Suyono, S Psi. M Si. dari UAD Yogyakarta dalam paparannya menyampaikan, di era global ini, santri sudah siap menghadapi. Contoh seperti usaha ingkung ayam jawa di Dusun Santan Pajangan milik Pak Yudi pada awalnya peminatnya kurang, namun setelah dipromosikan lewat media sosial dan media cetak oleh para wartawan yang dikoordinir Bagian Humas Bantul beberapa waktu lalu, bertambah banyak pengunjung. Bahkan saat lebaran dan libur panjang lainnya, pengunjung membludak hingga sekarang.

Sementara Pemilik Warung Ndesa, Kang Yudi sendiri mengiyakan apa yang disampaikan oleh Dr Hadi Suyono. Dia mengisahkan bahwa sebelum menggeluti kuliner ingkung, dirinya sudah mencoba beberapa usaha dan belum ada yang berhasil sesuai harapan. Namun dirinya tidak patah semangat, walaupun pada awalnya usahanya tersebut banyak tetangga yang mencibir, dirinya selalu optimis dengan memperbanyak do'a dan sholawat sehabis sholat.

Pada tahun 2008 kebetulan dirinya dipercaya mengemban Kasi Kesejahteraan Masyarakat Desa Sendangsari Pajangan. Namun ingin mempunyai sutu usaha mandiri. Termotifasi oleh perkembangan Dusun Santan yang menjadi desa wisata dan sentra pengrajin batok kelapa, Yudi merasa, jika membuka kuliner yang unik tentu akan mengundang banyak penyuka wisata kuliner.

Dengan tekat kuat, walaupun modal pas-pasan, Yudi mulai membangun warungnya dengan cukup berani. Karena sebagai pemula usaha kuliner, Yudi berani membangun warung seluas kurang lebih 70 x 25 m2, dengan tekad jika warungnya besar, maka akan memaksa tekadnya untuk menjadikan warungnya laku keras pula.

Minggu demi minggu, bulan demi bulan dilalui dengan harapan yang besar, terbukti semakin banyak pembeli yang datang. "Bahkan jika hari libur pada Sabtu dan Minggu atau libur hari lebaran, banyak pembeli datang, bahkan dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya yang mereka asli DIY, saat mudik liburan mampir ke warung kami untuk menikmati ingkung ayam jawa, yang kata mereka empuk dan lezat serta ngangeni.," pungkas Yudi.

Selama kegiatan berlangsung personil Polsek Sewon melaksanakan pengamanan hingga acara selesai dalam keadaan aman tertib. (Sihumas Polsek Sewon)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 12:00

0 komentar:

CB