Peran Penting Polwan Dalam Menangani Kasus Kekerasan Perempuan Dan Anak

Posted by tribratanewsbantul on 18:02

Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) adalah segala upaya yang ditunjukan untuk melindungi perempuan dan memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditunjukan untuk mencapai kesetaraan gender.

Apakah perlu adanya perlindungan perempuan dan anak? Ya, perlindungan perempuan dan anak sangat perlu dilakukan karena dapat dilihat dari kejadian yang ada di media elektronik dan media cetak perempuan dan anak menjadi korban kejahatan. Dari kejahatan didalam lingkup keluarga, kejahatan jalanan, hingga perdagangan manusia.

Didalam kepolisian sendiri unit khusus untuk menangani kasus yang melibatkan Perempuan dan Anak yaitu unit PPA (Perlindungan perempuan dan anak). Saat ini polsek pun sudah diberi anggota polwan yang di dikhususkan untuk mengemban fungsi tersebut agar apabila ada kejadian/kasus yang melibatkan perempuan dan anak bisa cepat ditangani di tingkat polsek itu sendiri dengan dibackup oleh unit PPA Polres apabila ada hambatan. Disini nantinya peran penting Polwan dalam menangani kasus sangat diperlukan.

Hal ini dapat dicontohkan oleh Polwan-Polwan Polsek Pleret Bripda Ria Ratih Putri Antiya dan Bripda Ninda Bentana Putri yang melakukan pendekatan secara emosional terhadap seorang korban tindak pidana persetubuhan yang terjadi pada tahun 2016 lalu.

Korban (sebut saja Bunga) adalah seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang menjadi korban persetubuhan yang dilakukan MP (80), tetangganya sendiri. Atas perbuatannya, MP akhirnya dilaporkan oleh warga ke Polsek Pleret agar ditindaklanjuti.

Dalam proses penangananya, diketahui oleh penyidik bahwa korban tersebut mengalami disabilitas mental sedang (gangguan mental sedang) sehingga sulit untuk diajak berkomunikasi.

Oleh penyidik, selanjutnya korban diantar ke RSUP dr. Sardjito Yogyakarta untuk diperiksa dan mencoba menggali informasi kepada korban disana. Namun penyidik tidak mendapatkan hasil karena korban takut berbicara dengan orang asing apalagi laki-laki.

Keesokan harinya, Bripda Ria Ratih dan Bripda Ninda mendatangi rumah korban dengan tujuan untuk menggali informasi dari korban sekaligus melihat kondisi korban saat itu.

Karena takut kepada orang baru, awalnya korban tidak mau bertemu dengan keduanya. Namun setelah terus dibujuk dan didekati dengan berbagai cara, akhirnya korban mau bertemu dan berbicara. Akan tetapi korban tidak mau menceritakan kejadian yang telah ia alami.

Dengan sabar kedua Polwan tersebut mengajak korban untuk bermain, jalan-jalan hingga makan bersama agar trauma yang dialami korban sedikit demi sedikit berkurang, sehingga bisa diperoleh keterangan dari korban.

Ternyata untuk mendapatkan keterangan dari korban, bukanlah perkara mudah. Berbagai cara sudah ditempuh untuk merayu korban, tapi tetap saja tidak berhasil.  Bahkan Bripda Ria Ratih sempat kena pukul dan tendangan dari korban saat korban merasa tidak nyaman. Namun Bripda Ria Ratih dengan penuh kesabaran, mengikuti semua kemauan korban yang sangat aktif dan sulit berkomukasi tersebut.

Selama beberapa hari Bripda Ria Ratih dan Bripda Ninda selalu datang ke rumah korban untuk meliat kondisi korban sekaligus berusaha untuk mengorek informasi dari korban. Tak hanya itu, mereka berdua juga menunjukkan sikap keibuannya dengan selalu menghibur dan mengajak korban bermain bersama.

Dalam menangani kasus ini, mereka berdua juga berkordinasi dengan P2TP2A agar korban didampingi selama proses penyidikan dan persidangan. Mereka juga mencarikan solusi bagi korban, bagaimana caranya agar ia bisa mendapatkan pendidikan yang layak, karena selama ini korban tidak bersekolah sebab orang tua tidak memiliki biaya.

“Alhamdulillah, berkat bantuan dari berbagai pihak yang peduli, korban sekarang sudah bersekolah di SLB,” tandas Bripda Ria Ratih. (Penulis : Bripda Ninda Bentana Putri)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 18:02

0 komentar:

CB