
Dalam acara itu juga dihadiri Bupati Bantul Drs. Suharsono, Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Sunarto SH MM, Camat Pleret M. Alwi SH MH, Kapolsek Pleret AKP Sumanto SH, Danramil Pleret Kapten Arm. M. Bambang S dan Lurah Desa Wonokromo H. Edy Pudjono SIP MAP serta segenap tamu undangan.
Kirab lemper raksasa yang disertai pasukan bregodo itu dilakukan dari Masjid Al Huda Karanganom menuju Balai Desa Wonokromo.
Setelah peserta kirab sampai di Pendopo Balai Desa Wonokromo, kemudian dilakukan pemotongan lemper raksasa oleh Bupati Bantul Drs. Suharsono. Selain itu juga ada ribuan lemper yang dibagikan kepada para pengunjung di pelataran Balai Desa Wonokromo.
Bupati Bantul Drs. Suharsono mengatakan, tradisi Rebo Pungkasan harus dilestarikan agar nilai-nilai luhur yang terkadung didalamnya tidak hilang. Perlu diketahui pula bahwa tradisi Rebo Pungkasan termasuk warisan budaya takbenda dan sudah terdaftar di Kemendikbud RI.
Adapun maksud dan tujuan penyelenggaraan Upacara Rebo Pungkasan adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta mengenang Kyai Faqih Usman atau Kyai Welit sebagai tokoh penting dalam masuknya Islam di Wonokromo dan berjasa menyembuhkan wabah penyakit. Sedangkan untuk penyelenggaraan tradisi Rebo Pungkasan dilaksanakan setiap tahunnya pada malam Rabu terakhir di bulan Sapar.
Sementara itu dalam acara tersebut, Kapolsek Pleret AKP Sumanto, SH menerjunkan anggotanya bersama Polres Bantul untuk pengamanan dengan dibantu Koramil Pleret, Linmas, Saka Bhayangkara Pleret, Relawan dan Karang Taruna Sultan Agung I. (Humas Polsek Pleret)
0 komentar:
Post a Comment