
Pertunjukkan Wayang mampu menyajikan, meditasi pendidikan, pengetahuan, kritik sosial dan hiburan. Tetapi juga menyediakan fantasi untuk nyanyian, lukisan estetis dan menyajikan imajinasi puitis dan petuah-petuah religius yang mampu mempesona dan menggetarkan jiwa tiap individu yang menontonnya. Sehingga, mereka mampu mempraktekan di dalam kehidupan yang nyata dan bisa membangun pada dirinya masing-masing. Selain itu, seni pertunjukan Wayang merupakan salah satu cermin kehidupan manusia. Perwatakan manusia yang berbeda-beda digambarkan oleh Wayang baik yang sedang dijejer, maupun dikotak. Itulah mengapa betapa pentingnya Wayang di dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Awal mula, pertunjukan Wayang berfungsi sebagai sajian ritual upacara-upacara kebudayaan dan sosial yang sakral, seperti ruwatan dan syiar agama, meski pun akhirnya muncul inovasi dan pembaruan bentuk, konsep dan fungsi pada wayang dari sebelumnya. Nilai yang dikandung di dalam seni pertunjukan Wayang saat itu berisi kritik sosial dan politik. Pun, menanamkan kecintaan yang besar terhadap kemerdekaan tanah air. Terlihat jelas di sini, Wayang dijadikan media transformasi nilai-nilai tertentu kepada masyarakat.
Pagelaran tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bantul Drs H.Supriyanto, MM., Kadin Kebudyaan Bantul diwakili oleh Kasi Adat dan Tradisi Kabupaten Bantul Riswantara, SiP., Anggota DPRD Provinsi DIY Komisi A Drs. Edy Susilo, DPRD Provinsi DIY Danang Wahyu Broto, SE.M.Si., Anggota DPRD Bantul H. Bibit Rustamto, SH, Muspika Kasihan, Kasi Pem Kecamatan Wiji Harini, S.Sos, MM., Lurah Desa Bangunjiwo Parjo, ST. M.Si, Bhabinkamtibmas Bangunjiwo Bripka Rista F, Para Pamong Desa Bangunjiwo, RT Se-Desa Bangunjiwo dan tamu undangan jumlah sekira 400 orang.
Kegiatan pagelaran wayang kulit selesai pukul 04.00 wib dengan pengamanan dari Polsek Kasihan terlaksana dengan aman dan kondusif. (Sihumas Polsek Kasihan)
0 komentar:
Post a Comment