Kapolsek Sanden Hadiri Pemberdayaan Kaum Rois Kecamatan Sanden

Posted by tribratanewsbantul on 05:10

Bertempat di Balai Desa Gadingharjo Sanden Bantul telah berlangsung kegiatan Pemberdayaan Kaum Rois Kabupaten Bantul Tahun 2020 Kecamatan Sanden, Rabu (23/9/2020) siang.

Pemberdayaan Kaum Rois Kecamatan Sanden diselenggarakan oleh Bagian Administrasi Kesra Setda Kabupaten Bantul. Hadir antara lain Bupati Bantul Drs. H. Suharsono, Kabag Kesra Setda Bantul Sukamta S.Pd, Ketua Baznas Kabupaten Bantul KH. Saebani M.Pd, Camat Sanden Drs. Bangun Rahina MM, Kapolsek Sanden AKP Tukirin, Lurah Desa se Kecamatan Sanden, Bhabinkamtibmas Gadingharjo Bripka Tohari, Babinsa dan Kaum Rois se Kecamatan Sanden.

Kabag Kesra Setda Kabupaten Bantul Sukamta S.Pd mengatakan, Kaum Rois merupakan tokoh masyarakat yang kesejahteraannya perlu ditingkatkan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi perhatian, kepedulian dan penghargaan kepada Kaum Rois yang telah mengabdikan diri pada masyarakat dan pemerintah dengan penuh pengorbanan.

Sukamta mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bantul Drs. H. Suharsana saat pandemi Covid-19 yang tidak memangkas anggaran pemberdayaan rois tahun 2020.

“Bahkan ada penambahan biaya transport dan menggandeng lembaga non struktural baznas untuk menambah uang kepedulian. Ini merupakan bukti Bupati Bantul sangat memperhatikan kesejahteraan kaum rois,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Bantul Drs. H. Suharsono dalam sambutannya mengatakan, bahwa Kaum Rois adalah pahlawan sosial yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sebagai pemimpin harus memikirkan rakyat termasuk kesejahteraannya.

“Apa yang menjadi permasalahan warga akan saya dipikirkan dan upayakan penyelesaianya,” tandasnya.

Dalam kesempatan tgersebut, Kapolsek Sanden AKP Tukirin mengingatkan bahaya terorisme. Terorisme merupakan salah satu tantangan nyata bagi keutuhan dan kesatuan bangsa ini. Terorisme tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut dimasyarakat, tetapi terorisme juga telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara. Terorisme telah membuat kita saling curiga dan saling memusuhi.

Terorisme pun telah mencabik ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur budaya bangsa ini.

Perlu dipahami bersama bahwa ancaman terbesar terorisme bukan hanya terletak pada aspek serangan fisik yang mengerikan, tetapi justru serangan propaganda yang secara massif menyasar pola pikir dan pandangan masyarakat itulah yang lebih berbahaya.

Guna mengantisipasi agar hal tersebut tidak terjadi, maka harus dikobarkan lagi rasa dan nilai kebangsan, nilai cinta terhadap tanah air Indonesia. Wawasan kebangsaan yang ingin dan harus dimantapkan merupakan aktualisasi dari empat pilar kebangsaan yang merupakan konsensus dasar yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI, yang dimanivestasikan dalam karakter dan jati diri bangsa yang secara terus menerus dipahami dan tertanam dalam jiwa segenap komponen Bangsa Indonesia. Diharapkan bagi semua unsur lapisan masyarakat agar jangan mudah terprovokasi dengan gerakan-gerakan radikalisme yang belum jelas arah dan tujuannya sehingga bisa menimbulkan perpecahan dan konflik antar kelompok dan agama.

Fenomena terbaru tentang aliran radikalisme yang meresahkan adalah gerakan perekrutan yang selalu berganti nama,caranya selalu mengalami perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat hanya tujuannya sama yaitu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI, anti Pancasila dan anti kebhinekaan. Gerakan ini harus terus diwaspadai. Karena pengkaderan yang mereka lakukan tidak mengenal siapa saja dan latar belakang korbannya.tidak hanya merekrut para mahasiswa untuk menjadi pengikutnya, melainkan, kalangan pelajar tingkat sekolah menengah atas juga pegawai swasta bahkan pegawai negeri di lingkungan pemerintah. Modus perekrutan yang mereka gunakan salah satunya yaitu dengan membangun relasi yang lebih dekat dan berusaha membangun kepercayaan, misal dengan menawarkan jasa/bantuan yang dibutuhkan atau yang di inginkan calon korban selanjutnya mereka akan menanamkan faham radikal dan diantaranya menganggap hidupnya selalu dalam kondisi perang, sehingga memiliki kebanggaan “berani mati”.

Dalam menyikapi fenomena diatas perlu upaya-upaya untuk menangkal faham radikalisme diantaranya yaitu :

1.    Memperkuat penghayatan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika pada institusi pendidikan agar karakter bangsa terbentuk, terlebih di intitusi pendidikan terakhir yakni bangku universitas/PT.

2.    Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang keimanan yang berbelas kasih

3.     Mempelajari islam dengan paripurna kepada ahlinya, kenali modus perekrutan, tolak dgn tegas bila mulai diajak kajian yang sembunyi-sembunyi. Selain itu, berdialog kepada orang lain bila mendapatkan materi islam yang tidak dimengerti.

4.    Kritis walaupun dalam konteks agama, agar tidak mudah terpengaruh yang merupakan pintu awal perekrutan

Tentunya upaya-upaya tersebut dapat berhasil jika ada kerja sama dan kemitraan  antara Polri, TNI, pemerintah pusat dan daerah, toga, tomas, ormas, LSM, kepemudaan dan seluruh komponen masyarakat sesuai peran dan fungsinya masing masing.  Kerjasama dan kemitraan ini harus selalu ditumbuh kembangkan sehingga situasi dan kondisi yang aman dapat diwujudkan di wilayah Kabupaten Bantul khususnya dan di Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya.
(Humas Polsek Sanden)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 05:10

0 komentar:

CB