Upacara Hari Kesaktian Pancasila Di Kecamatan Kasihan

Posted by tribratanewsbantul on 07:47

Panit Lantas kasihan Iptu Sumarjono menjadi Perwira Upacara dalam  Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Kantor Kecamatan Kasihan, Bantul, Selasa (01/10/2019) pukul 07.30 wib.

Bertindak selaku Inspektur Upacara Danramil Kasihan Mayor Czi. Agus Sriyanta, Komandan Upacara Pelda Nurhaiban, Danki Serka Yudiman,  Pembaca Ikrar Sekcam Kasihan Suparmadi, SIP. M.Si., Hadir sebagai undangan Kanit Binmas Kasihan Akp Sukris Sigit Purnomo, Kepala KUA Kasihan Drs. Mukhibin, Kepala Puskesmas Kasihan II drg. Elmi Yudihapsari, MPH., Kepala Puskesmas Kasihan I dr. Ratna Ikawati, Korwil Kecamatan Kasihan, Lurah desa Sekecamatan Kasihan dan Jajaran Kasi Kecamatan Kasihan serta Upacara diikuti oleh  Polsek Kasihan, Purna TNI/Polri, Pamong Desa, ASN, SMA, SMP dan SD.

Dalam kesempatan tersebut Irup Danramil Kasihan Mayor Agus Sriyanta membacakan Amanat Gubernur DIY  dengan tema Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini, yaitu :“Pancasila Sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesié Maju dan Bahagia”. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Kondisi ini dapat terjadi karena dalam perjalanan sejarah ‘ dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti adanya keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta wama kulit jauh berbeda. Kemajemukan ini mutlak harus dipersatukan melalui nilai dasar Pancasila.

Untuk “Merajut Kembali Persatuan Indonesia”, secara metafotis di dada setiap manusia Indonesia tersemat simbol Garuda Pancasila dengan kaki mencengkeram kuat sesanti Bhinneka Tunggal Ika. Meski memiliki keragaman emik, agama dan keyakinan, budaya dan tradisi, serta bahasa yang paling kaya sekaligus problematik di dunia, kita tetaplah “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: ' Indonesia” dalam bingkai NKRI yang tak boleh diubah, karena sudah menjadi realitas final.

Tetapi, pertanyaannya: ‘Apakah cukup secara simbolis seperti itu? Tentu saja harus diikuti upaya ~ upaya “Aktualisasi Pancasila”; Bukan sebaliknya melambungkan gagasan dan membawanya ke ruang ' filosofis-utopi dan nostalgi. Tetapi ideal-binding itu diubah menjadi actual-forces di dunia nyata dengan merekatkan perbedaan menjadi satu kekuatan, bukan konflik. Ibaratnya meski jari-jari kita itu memiliki . ukuran, karakter, dan fungsi yang berbeda-beda, tetapi dalam satu genggaman tangan, akan memiliki kekuatan bangsa yang dahsyat.

Sangat disayangkan, kita memiliki sedikit orang yang memiliki perhatian terhadap tuntutan penerapan Pancasila sebagai ideologi praktis. Prof. Mubyarto, adalah contoh cendekia yang peduli dalam mengembangkan Ekonomi Pancasila. Namun, pemikiran ini miskin responsi dari kalangan intelektual lainnya. Sementara Koentowidjojo pergi dengan meninggalkan sejumlah ‘PR’ untuk mengembangkan Pancasila sebagai ideologi praktis.

Dengan sedikimya pemikir dalam mgngembangkan pemikirampemikiran mengenai Pancasila ini, wajarlah bila masyarakat Indonesia‘ mengalami kesulitan dalam proses aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila ‘perlu ditransformasikan ke bentuk dan model-model aplikatif dalam kehidupan.

Pancasila tidak bisa hanya dijadikan ideologi, yang berwajah mitos atau politis. Untuk itu, dibutuhkan kerja ekstra keras dari kalangan pemikir guna menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Praktis, dan seterusnya.

Kegiatan berakhir pada pukul 08.00 Wib berlangsung aman dan kondusif dengan pengamanan personil  Lantas dari Polsek Kasihan. (Humas Polsek Kasihan)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 07:47

0 komentar:

CB