
Hadir dalam sosialisasi tersebut, Camat Sanden Slamet Santoso, SIP, Kapolsek Sanden AKP Riwanta, dr. Muhammad Nailul Fahmi, Sp.OG (Bagian Kebidanan dan penyakit kandungan RS Dr. Sardjito), Kanit Binmas Polsek Sanden Iptu Tri Haryana beserta seluruh Bhabinkamtibmas Polsek Sanden, serta kader PKK Kecamatan Sanden sekitar 100 orang.
Kanit Binmas Polsek Sanden Iptu Tri Haryana mengatakan, kegiatan pemeriksaan dini kanker serviks/IVA yang akan dilaksanakan merupakan program lanjutan dari kegiatan pemeriksaan serupa yang telah dilaksanakan di Polsek Sanden beberapa bulan yang lalu. Kegiatan pemeriksaan ini adalah wujud realisasi janji dari Muspika Sanden untuk memberikan pelayanan pemeriksaan kanker servik/IVA utamanya bagi masyarakat yang belum terlayani saat di Polsek Sanden dikarenakan terbatasnya kuota, katanya.
Lebih lanjut Iptu Tri Haryana menjelaskan, kegiatan pemeriksaan kanker serviks/IVA merupakan hasil kerjasama Unit Binmas Polsek Sanden dengan Muspika Sanden, Puskesmas Sanden, TP PKK Kecamatan Sanden yang didukung oleh Departemen Obgyn RS Dr. Sardjito, UGM, dan YKI. Dengan adanya pemeriksaan ini, apabila ada masyarakat yang terdeteksi kanker servik dapat ditangani lebih cepat, imbuhnya.
"Kader PKK agar selalu memberikan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kanker serviks," harap Iptu Tri Haryana.
Camat Sanden Slamet Santoso, SIP mengucapkan terimakasih kepada dr. Muhammad Nailul Fahmi, Sp.OG yang telah hadir untuk memberikan informasi dan sosialisasi tentang rencana pemeriksaan kanker serviks kepada masyarakat yang akan dilaksanakan tanggal 22 s/d 23 Agustus 2017 di Puskesmas Sanden. Camat berharap, masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan program ini dengan sebaik-baiknya.
"Masyarakat agar segera mendaftarkan diri ke kader PKK karena kuota yang terbatas yaitu 300 orang," himbau Camat Sanden.
Sementara itu, dr. Muhammad Nailul Fahmi, Sp.OG dalam sosialisasinya mengatakan, kematian akibat kanker di Indonesia sangat tinggi terutama kanker payudara. Untuk kanker serviks menempati posisi 2. Hampir setiap 1 jam wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks, katanya.
Dijelaskan, proses terbentuknya kanker serviks cukup lama yaitu 3-13 tahun sehingga seseorang tidak sadar apabila mengidap kanker servik, dan biasanya baru memeriksakan diri setelah terlanjur parah atau stadium lanjut. Pencegahan kanker serviks dengan memberikan vaksin saat usia muda sebelum menikah. Namun apabila belum divaksin dan sudah melakukan hubungan seks ada kiat pencegahannya yaitu menghindari rokok, makan makanan bergizi dan berolahraga karena kanker serviks dapat diantisipasi dengan pola hidup sehat dan menghindari seks bebas, jelasnya.
Lebih lanjut dr. Muhammad Nailul Fahmi, Sp.OG menjelaskan, kanker serviks disebabkan oleh virus human papiloma (HPV) yang dapat menyebar melalui hubungan seks. Dalam beberapa penelitian penularan kanker servik dapat menyebar melalui oral seks. Seseorang yang terinveksi virus human papiloma tidak mesti dikategorikan mengidap kanker karena proses untuk menjadi kanker serviks melalui beberapa fase dan berlangsung 3-13 tahun.
Metode yang akan digunakan dalam pemeriksaan dini kanker serviks adalah pap smear dan tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Perempuan di Indonesia banyak yang meninggal karena kanker serviks disebabkan karena masih minimnya deteksi dini tentang gejala kanker serviks. Selain itu, karena kurangnya informasi tentang kanker serviks, takut untuk memeriksakan diri, malu untuk diperiksa, dan kurangnya kesadaran untuk meluangkan waktu untuk memeriksakan diri, pungkas dr. Muhammad Nailul Fahmi, Sp.OG.
Kegiatan Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Serviks/IVA berakhir pukul 15.30 Wib berjalan aman dan lancar. (Sihumas Polsek Sanden)
0 komentar:
Post a Comment