Pengamanan Bantuan Air Bersih Di Sejumlah Wilayah Kecamatan Dlingo

Posted by tribratanewsbantul on 08:19

Alumni Resimen Mahasiswa Mahakarta (IKA Mahakarta) Yogyakarta melakukan kegiatan bakti sosial drop air bersih di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Dlingo.

Sebanyak 98 tangki air bersih bakal disalurkan disebanyak 43 lokasi yang tersebar di tiga desa yakni Desa Terong, Temuwuh dan Mangunan.

Berdasarkan pantauan, sebelum drop air bersih tersebut dilangsungkan, ratusan relawan yang tergabung dalam sub unit organisasi Ika Mahakarta yakni Search Rescue (SAR) Kompi Mahakarta menggelar apel bersama di lapangan Desa Terong Kecamatan Dlingo, Minggu (22/09/2019) siang.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Dandim 0729/Bantul, Letkol Kav Didi Carsidi, Kapolsek Dlingo, Komandan SAR DIY Brotoseno, serta ratusan relawan yang tergabung dalam SAR Mahakarta yang datang dari Jabodetabek, Jawa Timur serta Yogyakarta.

Komandan Kompi SAR Mahakarta, Gatot Mujiana mengungkapkan, para alumni IKA Mahakarta turut ambil bagian dalam kegiatan kemanusiaan tersebut karena ingin meringankan beban masyarakat di sejumlah wilayah yang hingga kini masih bencana kekeringan. Kegiatan tersebut katanya dimotori oleh SAR Kompi Mahakarta.

Gatot mengatakan drop air bersih menggunakan sejumlah armada truk tangki bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Dinas Sosial (Dinsos) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Karena keterbatasan armada truk tangki, droping air bersih tersebut akan dilakukan secara selama tiga hari berturut-turut terhitung mulai hari ini.

"Akan kita distribusikan ke 43 titik, yang utamanya adalah di penampungan penampungan tetapi ada beberapa warga yang tidak memiliki penampungan. Warga sudah siap mungkin dengan ember dengan jeriken dan lain sebagainya. Sebanyak itu kita tidak selesai hari ini kurang lebih tiga hari," ujarnya.

Salah seorang warga penerima bantuan drop air bersih, Putri, warga Padukuhan Sendangsari, Desa Terong mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama ini warga memanfaatkan sumur bor.

Namun demikian semenjak musim kemarau tiba sumur bor yang dibangun pasca gempa 2006 bantuan dari Java Reconstruction Fund (JRF) kini telah kering. Warga yang tinggal khususnya di RT 1-4 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, masak dan mandi, harus membeli air bersih berkapasitas 5.000 liter dari pihak swasta dengan merogoh kocek hingga Rp 150 ribu/tanki.


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 08:19

0 komentar:

CB