Hadir sebagai narasumber Bayu Ananta, Dosen Prosa Pendidikan Sejarah dari Universitas PGRI Yogyakarta dan Dr. Mimi Safitri MA, Dosen Arkeologi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Pada sesi pertama, Bayu Ananta memaparkan, bahwa Gunung Wingko digunakan untuk menyebut keberadaan satu bukit (gumuk) pasir yang membentang dari barat ke timur di wilayah Bantul bagian selatan.
Disebut Gunung Wingko (gunung = tempat tinggi dan wingko = kereweng). Karena berdasar fakta sejarah di tempat tersebut ditemukan pecahan gerabah, perunggu, keramik, manik-manik serta tulang manusia dan hewan. Dari temuan itu diperoleh kesimpulan bahwa pada masa lalu Gunung Wingko merupakan tempat dengan berbagai aktifitas perdagangan yang kemungkinan dilakukan dengan cara barter.
Ditetapkannya Gunung Wingko sebagai cagar budaya diharapkan dapat dilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan pengetahuan, budaya dan untuk masyarakat setempat.
Sementara itu, pemaparan dari Dr. Mimi Safitri MA, bahwa tempat sejarah yang ditetapkan menjadi warisan budaya mempunyai empat kriteria yaitu 1. Nilai Sejarah, 2. Nilai Pendidikan, 3. Nilai Pengetahuan, 4. Nilai Agama.
Adapun penentuan tempat tersebut masuk dalam warisan budaya salah satunya berkat informasi dari masyarakat setempat.oleh karena itu warisan budaya harus terus dilindungi dan dilestarikan agar bermanfaat bagi masyarakat banyak tentunya termasuk di bidang ekonomi. (Humas Polsek Kretek)
0 komentar:
Post a Comment