Pengamanan Bantuan Air Bersih Di Desa Wukirsari Imogiri

Dampak musim kemarau di Kabupaten Bantul kini semakin meluas. Sejumlah daerah kini sudah tidak bisa bertumpu pada sumber air. Sumur warga yang bertahun-tahun mensuplai air bersih kepada warga kini sudah kering. Sementara Pemerintah Desa Wukirsari Imogiri Bantul terus memutar otak agar krisis air bersih bisa ditanggulangi  dimasa mendatang.

“Sampai akhir September 2019 ini kekeringan sudah melanda 19 RT di Wukirsari Imogiri, padahal sebelumnya tidak sampai separah ini. Tahun ini kondisinya sangat berat sekali,” ujar Lurah Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Bantul, Susilo Hapsoro SE disela menerima program sedekah air bersih dari  alumni SMEA Negeri 1 Yogyakarta angkatan 85, di Dusun Karangasem  Wukirsari Imogiri Bantul, Sabtu (21/9). Dalam acara itu juga dihadiri Kepala Dusun Karangasem Hadi Prabowo.     

Dalam acara itu juga diserahkan 40 tangki air bersih yang akan didistribusikan secara bertahap. Penyerahan bantuan air bersih dilakukan Ketua Ikatan  Alumni SMEA Negeri 1 Yogyakarta,  Siti Umiyatun dan Ketua Panitia Eko Sih Wijiyanto didampingi Sri  Hartati Indriyani.

Susilo mengatakan, 19 RT tersebut berasal dari Dusun Jatirejo, Karangasem, Karangtalun , Dengkeng dan Nogosari.  Dalam kondisi saat ini kebutuhan air bersih untuk masyarakat  terus melonjak mencapai 15 -17 tangki dalam dua hari . Padahal tahun -tahun sebelumnya meski kondisi kemarau permintaan air bersih  tidak sebanyak sekarang ini.

“Tahun sebelumnya dampak kekeringan hanya terjadi di 9 RT, dengan jumlah sekarang 19 RT. Bisa dibayangkan kondisi seperti apa,” ujar Susilo.  Sejauh ini kebutuhan air bersih warganya tertolong dari bantuan berbagai pihak. Menurutnya, jika  kepedulian itu tidak muncul Pemdes sendiri belum tahu cara mengatasi krisis air bersih ini.

Kepala Dusun Karangasem Habi Prabowo mengatakan, banyak pihak sudah menopang kebutuhan air bersih warganya. “Awalnya tiga RT , tetapi kini tambah satu RT juga sudah mulai krisis air bersih,” jelas Hadi Prabowo. (KR)