
Benda-benda yang dilabuh terdiri dari Pisang sanggan lengkap dengan kinang ayu, Busana kain parang barong, kain semekan gadung melati dan berbagai bunga yang dilengkapi bunga melati, bunga mawar dan bunga kenanga. Keunikan labuhan ini adalah bentuknya yang bersimbul sebagai upacara piranti dan doa dari berbagai kelompok di Cepuri Parangkusumo.
Dalam ritual ini, masyarakat mengagungkan nama Hyang Illahi dan memohon rahmatnya dan mendukung agar mereka mendapat kesabaran lahir dan batin ditahun baru jawa 1953 Wawu ini.
Bapak Indriyanto SIP dari dinas pariwisata kabupaten Bantul dalam sambutannya meminta terimakasih kepada yayasan Hondodento yang telah nguri-uri budaya leluhur dan memberikan penghargaan pada acara ini serta berharap kedepan dapat meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten Bantul dan DI Yogyakarta pada umumnya.
Berharap agar kegiatan labuhan Hondodento ini bisa menjadi suri tauladan terhadap generasi penerus.
Pemerintah kabupaten Bantul berharap agar selaku orang tua meningkatkan dalam mendidik anak dalam bertata krama,ungah ungguh,tanpa ada suri tauladan dari orang tua niscaya anak sebagai orang jawa akan meninggalkan tata krama. Tetap diberi petunjuk dalam sikap dan tingkah laku yang sudah mulai luntur.
Pemerintah DIY kususnya kabupaten Bantul mendukung agar kegiatan ini berkelanjutan untuk dapat mendukung daya tarik ritual religi terhadap wisatawan domestik maupun asing, pungkasnya.
Kegiatan tersebut berakhir pada pukul 11.00 Wib berjalan dengan lancar dan kondusif dengan pengamanan dari Polsek Kretek, Sat Binmas Polres Bantul, Dit Pol Air Polda DIY dan Tim SAR Parangtritis. (Humas Polres Bantul).
0 komentar:
Post a Comment