Kegiatan Operasi Bina Kusuma Progo 2017 itu berhasil merazia sebanyak 11 anak punk yang sejak beberapa hari terakhir mangkal di perempatan Pedes. Mereka kemudian dibawa petugas ke Mapolsek Sedayu untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.
Dari hasil pendataan, belasan anak punk tersebut berasal dari sejumlah daerah seperti Kulonprogo, Cilacap dan Klaten Jawa Tengah. Usai dilakukan pendataan, mereka diminta menanda tangani surat pernyataan tidak akan mengamen di wilayah Sedayu dan tidak beraktivitas yang berpotensi menganggu kamtibmas.
“Mereka anak-anak jalanan harus kita ‘uwongke’. Kita bina agar mereka tidak kembali ke jalanan. Kita cukupi dulu kebutuhan makannya, kemudian mereka kita pulangkan,” ujar Panit Binmas Polsek Sedayu, Iptu Agus Supraja.
Ia berharap, dengan pembinaan kepada anak-anak jalanan ini, wilayah Sedayu tetap aman dan kondusif. Operasi Bina Kusuma Progo 2017 sendiri dilaksankan mulai 19 Juli hingga 31 Juli mendatang dengan sasaran anak jalanan, gelandangan, pengemis dan premanisme.
“Operasi ini serentak secara nasional dan dilaksanakan oleh jajaran kepolisian seluruh Indonesia dengan menggandeng pihak-pihak terkait. Tujuannya agar tercipta ketertiban dan keamanan di masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu salah satu anak punk, Septo Prasetyo (21), mengaku, kedatangannya ke Yogyakarta untuk menghadiri pertemuan anak punk di kawasan Amplaz Sleman, pada Minggu lalu. Selama tinggal di Yogyakarta, pemuda lulusan SMP asal Cilacap ini menginap di emperan toko bersama teman temannya.
“Sebenarnya saya dan teman-teman sudah mau pulang, tetapi belum jadi dan menginap di emperan toko. Setelah ini saya mau pulang,” katanya. (Sihumas Polsek Sedayu)
.jpeg)
0 komentar:
Post a Comment