Tahukan anda apa itu GAFATAR…?

Posted by tribratanewsbantul on 10:52

Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa orang menghilang di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tak sedikit yang hilang itu adalah tenaga medis dan dokter. Yang paling santer adalah informasi raibnya dokter Rica Tri Handayani bersama anak balitanya.

Selain dokter Rica, seorang pegawai berstatus Aparatur Sipil Negara alias PNS di RSUP Sardjito Yogyakarta juga menghilang setelah mengajukan cuti. PNS itu menghilang bersama suami dan anak-anaknya. Sementara di Banyumas, Jawa Tengah, kasus serupa juga terjadi.

Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan dokter Rica terlibat organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dokter Rica terlibat organisasi terlarang itu sejak kuliah di fakultas kedokteran di salah satu perguruan tinggi swasta.

“Benar dokter Rica dulu sempat aktif sebagai anggota Gafatar saat masih kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di sini,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Yogyakarta, Kombes Pol Hudit Wahyudi, seperti yang dikutip dari metrotvnews.com

Hudit juga mengungkapkan orang yang hilang selain dokter Rica juga terlibat Gafatar. Yakni dokter Diyah Ayu (Jawa Tengah). Dua dokter tersebut, lanjut Hudit, sempat menjalani studi satu kampus dan juga aktif di Gafatar.

“Setelah menjadi dokter, keduanya diam-diam ikut Gafatar di wilayah masing-masing,” ujarnya.

Setelah lulus kuliah, Rica menjadi dokter di tempat asalnya, di Lampung. Rica hilang di Yogyakarta saat setelah bertemu suaminya di Sleman yang kemudian dijemput orang bernama Eko.

Sekadar informasi, Gafatar merupakan organisasi yang dilarang pemerintah sesuai surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor 220/3657/D/III/2012 tanggal 20 November 2012. Organisasi ini dilarang lantaran menyebutkan bahwa salat dan puasa Ramadan tidak wajib.

Gerakan Fajar Nusantara

Pernah dengar sekte sesat “Gerakan Fajar Nusantara” (Gafatar)? Jika belum, mungkin anda pernah mendengar ada satu sekte sesat dulu bernama “Al Qiyadah Al Islamiyah” pimpinan Ahmad Mushoddeq.

Ya, benar. Gerakan Fajar Nusantara atau biasa disingkat Gafatar ini merupakan penjelmaan dari Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dulu dipimpin oleh Ahmad Mushoddeq.

Setelah sekte sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah dibubarkan secara formal, dedengkotnya tak berhenti sampai disitu saja, mereka membuat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Bahkan sebelum menjadi Gafatar mereka sempat menamakan diri mereka Komunitas Millah Abraham (Komar) namun tak berlangsung lama, hingga kini mereka menjadi Gafatar, seperti yang dikutip dari voaislam.

Keberadaan Gafatar bermula pada Januari 2012 ketika salah satu pentolan Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang bernama Mahful Muis Tumanurung memutuskan untuk menutupi organisasi sesat ini dengan kedok Organisasi Masyarakat (Ormas) yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.

Gafatar marak ditemui di daerah Sulawesi, terutama di daerah Gowa, hingga kemudian membuat warga Muslim Gowa menjadi resah dan menuntut sekte sesat Gerakan fajar Nusantara dibubarkan.

Desakan untuk pembubaran sekte sesat Gafatar juga datang dari anggota DPRD Gowa, sebagaimana yang diwakili oleh Ketua Komisi IV DPRD Gowa, Asrul Makkaraus.

“Saya kira memang pemerintah sudah harus mengambil tindakan tegas terhadap keberadaan Gafatar. Semua kan sudah jelas, pernyataan Majelis Ulama Indonesia Gowa itu sudah sangat jelas. Jika keberadaan Gafatar itu memang sesat,” ungkap Asrul Makkaraus.

Seruan untuk membubarkan Gafatar juga datang dari Majelis Ulama Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat Ustadz Abu Deedat Syihab, MH.

“Saya sudah menyampaikan ke KH Ma’ruf Amin tentang perubahan nama itu,” kata Ustadz Abu Deedat.

Lebih jauh Ustadz Abu Deedat juga menjelaskan sekilas tentang Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar yang telah menyebar hingga Aceh, Papua, dan Jakarta.

Menurut Ustadz Abu Deedat, Gafatar tidak ada bedanya dengan Al-Qiyadah Al-Islamiyah.

“Gafatar itu komunitas millah abaraham. Mereka itu mengubah nama, dulu Al Qiyadah Al Islamiyah (Pimpinan Nabi Palsu Ahmad Mushoddeq), diganti jadi Komar (Komunitas Millah Abraham), bulan Januari 2012 lalu mereka mendeklarasikan dengan nama ormas namanya Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara),” jelas beliau.

Beberapa tokoh yang belum mendapat hidayah kebenaran Islam pun ikut-ikutan antusias menjadi pendukung Gerakan Fajar Nusantara ini. “Ada juga tokoh-tokoh dan artis-artis yang ikut di dalamnya karena mereka tidak paham mungkin.

Dengan berkembangnya Gafatar hingga telah memiliki 24 DPD, maka Ustadz Abu Deedat menghimbau agar umat Islam untuk lebih waspada dan lebih jeli terhadap berbagai aksi dan kegiatan yang digalakkan oleh Gafatar ini.

“Jadi umat harus mencermati bahwa itu adalah aliran sesat seperti sebelumnya (Al Qiyadah dan Komar) hanya ganti nama saja. Sampai saat ini diperkirakan sudah ada 24 DPD Gafatar yang tersebar di Indonesia, pemerintah harus cepat tanggap menangani masalah ini jika tidak ingin ada gesekan dikemudian hari,” imbuh Ustadz Abu Deedat


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 10:52

0 komentar:

CB