
Sebagai Irup Bupati Bantul Bantul Drs H Suharsono dan komandan upacara bapak Chalik Abdullah dihadiri oleh Wabup Bantul H Abdul Halim Muslih, Unsur Forkompinda Kabupaten Bantul, Ketua MUI Bantul KH Abdul Choliq Syifa, Pimpinan pondok pesantren se wilayah Kabupaten Bantul dan Santri se Kabupaten Bantul.
Kegiatan upacara mengambil tema "Santri Mandiri NKRI Hebat" pesertanya dari santri Pondok Pesantren, Madrasah, Maarif, Madin, TPA/TPQ, jamaah masyarakat dan komunitas santri se Kab. Bantul dengan berpakaian Laki berpeci Hitam, Baju Putih, Sarung Hitam (Gelap) sedangkan perempuan berkerudung Putih, Baju Putih, Rok Hitam (Gelap).
Ketua Panitia HSN, bapak Atthobari menjelaskan Peringatan HSN ini bertujuan untuk mengingatkan santri, mengenai daya juang santri dalam rangka merebut kemerdekaan sekaligus mengisi kemerdekaan. Jadi peran santri itu sudah ada sejak Indonesia belum merdeka,” jelasnya.
Semangat juang yang telah diwarisi para pendahulu menjadi motivasi santri sekarang bahwa mereka harus mempunyai peran dalam mengisi kemerdekaan. Santri dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan, semakin mendalami ilmu agama santri justru bertambah cinta dan bangganya kepada negara.
Dari peringatan tersebut, santri diharapkan juga selalu menjaga negara dari rongrongan yang berusaha memecah belah persatuan dan mengganti idiologi Pancasila. HSN juga mengingatkan kepada NKRI memiliki aset yang tinggi nilainya.
Sedangkan dalam amanatnya Bupati Bantul mengatakan Hari ini tahun ketiga, seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Santri. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri tanggal 22 Oktober 2015 yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram 1437 Hijriyah merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman. Ujarnya.
"Momentum Hari Santri hari ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Spirit nasionalisme bagian dari iman perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme. Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah air. Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas tanah air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan. Hari Santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhaan, asketisme, dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter kaum santri". Katanya.
Singkatnya, santri harus siap mengemban amanah, yaitu amanah kalimatul haq. Berani mengatakan iya terhadap kebenaran walaupun semua orang mengatakan tidak dan sanggup menyatakan tidak pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan iya. Itulah karakter dasar santri yang bumi, langit dan gunung tidak berani memikulnya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran Surat Al-Ahzaab ayat 72, ungkapnya.
Selesai upacara dilanjutkan dengan kirab dengan rute, star dari Lapangan Paseban Bantul - S4 Pegadaian - Pasar Bantul - S4 Dwi Windu - Finish Masjid Agung Manunggal Bantul.
Kirab ditandai dengan pelepasan Balon oleh Wakil Bupati Bantul dan dilepas oleh Wabup Bantul H Abdul Halim Muslih. Urutan barisan kirab diawali spanduk, drumband1, Paskibraka, bergodo santri, kereta kuda, drumband dari ,TPQ/TPA, Madin, Santri Madrasah Dan Maarif, barisan santri ponpes dan jamaah masjid.
Selama kegiatan berlangsung personil Polsek Bantul dan Polres Bantulmelaksanakan pengamanan hingga acara selesai dalamkeadaan aman tertib. (Sihumas Polsek Bantul)
0 komentar:
Post a Comment