
Peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Bantul diselenggarakan cukup meriah. Ribuan santri dari berbagai madrasah dan pondok pesantren mengikuti kegiatan tersebut.
Bertema ‘Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia’, peringatan hari santri diharapkan membawa perdamaian bagi bangsa ini yang terdiri dari berbagai latar belakang agama, suku, rasa dan budaya.
Bupati Bantul dalam sambutannya mengatakan para santri harus menjadi pelopor perdamaian. “Tema ‘Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia’ sangat pas diusung pada perayaan hari santri tahun ini karena di pondok pesantren terdapat kedamaian. Para santri harus menyebarkan perdamaian ini keluar, dan membawa islam moderat yang ramah dalam beragama,” ujar Suharsono.
Waki Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menambahkan santri tidak hanya dituntut memperdalam ilmu agama, namun harus berjiwa nasionalis dan patriotis.
“Semangat nasionalisme dan patriotisme harus tetap ada untuk keutuhan dan kesatuan bangsa,” katanya.
Hal ini sesuai dengan yang dilakukan para santri terdahulu yang turut serta mempertahankan tanah air dari penjajah kolonial.
Halim juga menekankan para santri dan pengurus pondok pesantren agar membendung segala paham radikalisme dan terorisme yang saat ini bisa menyusup ke mana saja.
Koordinator Relawan Hari Santri Nasional Bantul, Atthobari Humam, mengatakan hari santri tahun ini mengusung tema 'Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia.'
Menurut dia, perdamaian saat ini menjadi isu yang sangat penting ditengah gejolak konflik yang terjadi di negara-negara tetangga, terutama di negara timur tengah.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar.
Namun, menurut dia masyarakatnya dapat hidup rukun dan damai.
"Semangat kedamaian itu yang kemudian kita tularkan demi perdamaian dunia. Dimana santri menjadi motornya. Santri diharapkan menjadi pelopor kegiatan untuk menciptakan perdamaian," kata dia.
Perayaan kirab budaya hari santri nasional di Kabupaten Bantul diikuti kurang lebih 15.000 santri.
Mereka datang mengenakan sarung, baju putih, dan membawa bendera merah putih serta sejumlah atribut sebagai ciri khas pondok pesantren.
Selain kirab Budaya, dikatakan Atthobari, rangkaian kegiatan hari santri nasional di Kabupaten Bantul, sebenarnya sudah berlangsung sejak tanggal 20 Oktober.
Dimana sebanyak 2.500 santri terlibat dalam aksi bakti sosial, membersihkan sungai Winongo, pasar dan makam para ulama.
Selain itu, yang menjadi pembeda dari tahun sebelumnya, pada perayaan hari santri nasional di Kabupaten Bantul tahun ini, menurut dia, akan digelar expo santri.
Dimana masing-masing pondok pesantren, akan diberi stand untuk menampilkan potensi yang dimiliki.
Expo santri rencananya digelar di Ponpes Annur-Ngrukem selama tiga hari. Pada tanggal 23-25 Oktober 2019.
"Kemudian rangakaian puncak hari santri, akan ditutup dengan pengajian Akbar dan pentas wayangan. Tanggal 25 Oktober," ujar dia. (Humas Polres Bantul)
0 komentar:
Post a Comment