Pengamanan Upacara Adat Rebopungkasan Desa Wonokromo

Posted by tribratanewsbantul on 11:04

Personel dari Polsek Pleret dan Polres Bantul melaksanakan pengamanan upacara adat Rebopungkasan Desa Wonokromo tahun 2019, Selasa (22/10/2019) malam.

Selain dari Kepolisian, pengamanan puncak acara Rebopungkasan ini dibantu dari Koramil Pleret, Paksi Katon, Linmas, Pramuka serta relawan.

Upacara adat Rebopungkasan di Desa Wonokromo, Pleret, Bantul ini merupakan tradisi yang selalu terselenggara setiap tahunnya. Acara tersebut ditandai dengan kirab lemper raksasa dan gunungan.

Lemper raksasa berukuran panjang 2.5 meter dengan diameter sekitar 0.5 meter itu, diarak mulai dari halaman Masjid Al-Huda Karanganom menuju Pendopo Balai Desa Wonokromo.

Turut dalam arak-arakan kirab yakni barisan bregodo prajurit, barisan srikandi, pasukan berkuda dan iring-iringan andong. Kirab juga diikuti 12 dusun se Desa Wonokromo. Selain itu, sejumlah pejabat tingkat Kecamatan, Kabupaten, hingga Provinsi juga turut dalam kirab tersebut. Termasuk Kapolsek Pleret AKP Riwanta dan Danramil Pleret Kapten Arm. M. Bambang S juga ikut menunggangi kuda dalam barisan pasukan berkuda.

Setelah iring-iringan kirab tiba di Pendopo Balai Desa Wonokromo, kemudian dilakukan pemotongan lemper raksasa oleh Bupati Bantul Drs. H. Suharsono dan disaksikan oleh para tamu undangan serta warga masyarakat yang memadati pelataran Balai Desa Wonokromo.

Dalam sambutannya Bupati Bantul Drs. H. Suharsono menyampaikan, Upacara Rebopungkasan merupakan ekspresi keberagaman budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Desa Wonokromo.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Wardoyo S.Sn MM mengungkapkan, upacara adat Rebopungkasan Desa Wonokromo ini bukan sekadar ritual tahunan. Namun kini sudah berkembang jadi aset wisata yang sangat potensial untuk menarik minat pelancong datang ke DIY, khususnya Kabupaten Bantul.

Tahun ini, kata dia, merupakan tahun keenam Dispar DIY ikut membantu mengembangkan tradisi Rebo Pungkasan agar lebih meriah dan dapat mendatangkan banyak pengunjung. Wardoyo juga mengatakan, Rebopungksan punya makna khusus bagi warga Wonokromo sehingga tradisi tersebut selalu terselenggara setiap tahunnya.

Lurah Desa Wonokromo H. Edy Pudjono SIP MAP mengatakan, sudah lebih dari seratus tahun ada dan selalu dilestarikan setiap tahunnya. Dia menjelaskan, upacara adat itu disebut Rebopungkasan karena upacara itu diadakan pada malam Rabu terakhir (Selasa malam) di bulan Sapar atau bulan kedua dalam kalender Jawa.

Adapun maksud dan tujuan penyelenggaraan Upacara Rebo Pungkasan adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus mengenang pertemuan Sri Sultan HB I dengan Kyai Faqih Usman atau Kyai Welit sebagai tokoh penting dalam masuknya Islam di Wonokromo serta berjasa menyembuhkan wabah penyakit. Pertemuan tersebut terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Sapar.

Kemudian, setelah serangkaian prosesi Upacara Adat Rebopungkasan selesai, dilanjutkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan Dalang Ki Geter Pramuji Widodo yang menampilkan Lakon Gandamana Luweng. (Humas Polsek Pleret)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 11:04

0 komentar:

CB