Kapolsek Pajangan Hadiri Sosialisasi Sejarah Pangeran Diponegoro

Posted by tribratanewsbantul on 09:05


Kapolsek Pajangan AKP Sri Basariah SAP menghadiri Sosialisasi Sejarah Pangeran Diponegoro di halaman Parkir Obyek Wisata Goa Selarong Dusun Kembangputihan Guwosari Pajangan Bantul pada Selasa, (27/8/2019) jam 09.00 WIB.

Hadir dalam sosialisasi ini Kapala Dinas Kebudayaan Bantul yang diwakili oleh Bapak Baharudin, Selaku Nara sumber dari Fakultas Sejarah UNY Doktor Diah Kumolo Sari MP, Bhabinkamtibmas Guwosari Aipda Suprihandono SH, Kasi Kemas Pajangan Drs Subiyanto, Lurah Desa Guwosari Masduki Rahmat SPd, Pemerhati Sejarah Bapak Ikhwan , Para Dukuh se Kecamatan Pajangan lebih kurang 50 orang, Karang Taruna Dipo Ratna Muda Guwosari sebanyak 15 orang.

Doktor Diah Kumolo Sari MP menuturkan bahwa saya akan menyampaikan materi meneladani nilai nilai luhur Karakter Pangeran Diponegoro. Kita semua tahu bahwa perang Diponegoro 1825-1830 M. nilai Kepahlawanan Pangeran Diponegoro, dapat diambil seperti :

1. Beliau adalah putra mahkota Sultan HB III yang secara ikhlas rela menyerahkan tahta kepada adiknya dengan alasan ingin lebih dekat dengan rakyat, beliau ingin membaur bergabung dengan rakyat paling bawah dengan menempati markas pusat perjuangan di Selarong.
2. Nilai Pluralisme yaitu tokoh yang mengangkat pluralisme yang ingin menyatukan derajat antara kaum bangsawan dengan rakyat jelata, dimana Pangeran Diponegoro berhasil menarik hati rakyat dengan menggerakkan 2/3 rakyat Jawa yang mencapai 30.000 orang bersatu melawan kolonial Belanda.
3. Kenangan Perlawanan Rakyat dipimpin Pangeran Diponegoro dimana perjuangan menegakkan Keadilan, yaitu kesadaran yang tumbuh bahwa keadilan dan kemakmuran rakyat sedang dijajah oleh Kolonial Belanda.
4. Memimpin dengan Religius yang tinggi, dimana Guru Pangeran Diponegoro adalah Kyai Mojo, dimana setiap masalah selalu dikonsultasikan dengan Gurunya.
5. Pemersatu Bangsa walaupun pada tahun 1825  lingkupnya baru masyarakat di pulau Jawa.
6. Mengajarkan Islam kepada rakyat agar rakyat tau bahwa dalam Islam tidak ada perbedaan antara priyayi bangsawan dan rakyat.
7. Sifat Tawakal Pengeran Diponegoro yang selalu memegang teguh ajaran Islam.
8. Sebagai Ratu Adil dimana Pangeran Diponegoro menghimbau Sultan agar Kekuasaan  Tanah Kraton untuk tidak disewakan kepada pemerintah Kolonial Belanda.

Sesi selanjutnya oleh Ibu Husna Nurwanti dari Balai Pelestari Cagar Budaya Propinsi DIY, sejarah Pangeran Diponegoro  kecil bernama  RM Mustahar kemudian berubah RM Ontowiryo terakhir Pangeran Diponegoro. Belanda pun tahu bahwa selama perang Diponegoro mengerahkan 23.000 tentara Belanda yang melawan Diponegoro selama 5 tahun tentaranya mati 13.000 orang. Belanda sangat kesal hingga membuat sayembara bagi siapa yang bisa menangkap Diponegoro akan diberi hadiah 50.000 Golden. Dan selama 5 tahun akibat perang Diponegoro, kolonial Belanda mengalami kerugian lebih dari 20 juta Golden yang setara 30 Trilliun pada tahun itu, tutur Ibu Husna.

Hingga selesai acara jam 12.15 WIB berjalan lancar. (Humas Polsek Pajangan)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 09:05

0 komentar:

CB