Bripka Winardi, Polisi Teladan yang Sukses Ajak Pejudi Tinggalkan Dunia Hitam

Posted by tribratanewsbantul on 13:19

Seorang pria berjalan tertatih keluar dari rumahnya menyambut kedatangan Bripka Winardi dengan sumringah. Pria bernama Wartoyo itu menyalami Winardi dan mempersilakan kami masuk ke rumahnya dengan ramah.

Di ruang tamu sederhananya, Wartoyo menceritakan awal perkenalan dengan Bripka Winardi setengah tahun lalu.

"(Awalnya) Yo takut, kenapa ini polisi kok datang ke rumah sore-sore. Saya kabur lari. Tapi ternyata Pak Win mau ngajak saya jualan angkringan," ujar Wartoyo (38) di rumahnya di Desa Bantul, Kabupaten Bantul, DIY.

Terang saja Wartoyo kabur saat melihat pria berseragam mendatangi rumahnya. Sebab rumahnya sehari-harinya adalah tempat dia berjualan nomor togel.

"Waktu itu setiap malam omzetnya bisa Rp 25 juta. Komisi bersihnya sekitar Rp 500 ribu," kisah Wartoyo.

Meski berpenghasilan besar dari berjualan togel, pria yang harus berjalan pincang sejak kecil ini mengaku tak pernah tenang dengan hidupnya. Tapi akibat kondisi tubuhnya dia kesulitan mendapat pekerjaan, Wartoyo merasa tak memiliki pilihan lain.

Padahal seluruh keluarga sudah menasehati dengan berbagai cara agar meninggalkan pekerjaannya berjualan togel.

"Dikasih tahu terus sama keluarga, tapi saya kan ndableg (ngeyel)," tuturnya.

Namun kekerasan hatinya mulai melunak saat Winardi datang ke rumahnya. Tak hanya sekali atau dua kali, Winardi kerap bertandang ke rumah Wartoyo hanya sekedar ngobrol layaknya seorang teman.

Hingga setengah tahun berjalan, Wartoyo akhirnya mendapat bantuan modal angkringan dari Bripka Winardi. "Saya dapat Rp 2 juta untuk beli gerobak dan isinya," kata Wartoyo.

Setelah berjalan hampir enam bulan, kini angkringan Wartoyo sudah memiliki langganan tetap. Buka setiap sore hingga dini hari, omzetnya bisa menacapai Rp 300 ribu.

Meski tak sebanding dengan pendapatannya ketika menjadi bandar togel, Wartoyo merasa hidupnya kini jauh lebih tenang.

"Dulu itu penuh beban, takut ditangkap polisi juga. Saya terima kasih sekali sama Pak Win," tuturnya sambil melirik Winardi.

Sementara itu, selama 1,5 tahun menjadi anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Desa Bantul membuat Bripka Winardi menghayati tugasnya. Berdekatan dengan warga, Winardi memiliki cara yang inovatif untuk mengurangi angka kriminalitas di wilayah kerjanya.

"Setelah saya menjiwai (tugas) Bhabinkamtibmas, maka terpikirlah tahun 2015 pertengahan. Mengapa saya tidak mengkolaborasikan antara tugas (sebagai polisi) dan kewajiban sebagai manusia," ujar Winardi (37).

Hal ini disampaikan Winardi saat ditemui detikcom di salah satu rumah warga di Dusun Kaligawe, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa waktu lalu.

Sebagai Bhabinkamtibmas, yakni polisi terdepan dan bersentuhan langsung dengan warga, Winardi memiliki tugas yakni dalam sehari mendatangi minimal tiga rumah warga. Wilayah tugasnya di Polsek Bantul, menempatkannya di Desa Bantul.

Dari tugas kesehariannya itu, Winardi mengetahui sejumlah warga di wilayah tugasnya memiliki kehidupan yang kelam. Beberapa pejudi dan ada pula penjual togel dengan omzet harian yang bisa mencapai jutaan rupiah.

"Dari kunjungan sambang, kami mendapati warga yang kadang kondisinya tidak mampu, terjerumus hal-hal negatif, suka berjudi, mabuk, dan suka berbuat onar. Di situlah saya terketuk hati saya," ujarnya.

Kemudian dia memilah-milah mana warga yang akan didekati untuk dientaskan dari kejahatan dan mana yang akan dibantu secara ekonomi.

Mengajak mereka yang bisa menghasilkan uang tak sedikit dari berjualan togel lalu banting setir menjadi penjual angkringan kecil-kecilan tentu bukan hal yang mudah.

"Pasti ada penolakan (awalnya). Yang dulunya semalam omzet semalam bisa sampai Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Tapi saya meyakinkan bahwa yang semalam hanya Rp 50 ribu itulah yang berkah," urai Winardi.


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 13:19

0 komentar:

CB