Dialog Lintas Agama Di Pura Jagadnata Banguntopo

Posted by tribratanewsbantul on 13:04

Sabtu, 4 Maret 2017 pukul 19.00 Wib di gedung Santi Sasana Pura Jagadnata Banguntopo Banguntapan Bantul telah berlangsung Sarasehan Lintas Agama dengan tema melalui dialog membangun toleransi yang diselenggarakan oleh panitia Nyepi DIY dan didukung oleh Bimas Hindu, PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) DIY, FPUB (Forum Persatuan Umat Beriman) Yogyakarta dan Peradah (Persatuan Pemuda Hindu) Indonesia.

Kegiatyan dihadiri oleh Bupati Bantul Drs. Suharsono, Ida Bagus Wikha Krisna, S. ag, Msi selaku pembimas Hindu Kanwil Kemenag DIY, Ridho dan Kristanto selaku moderator, Made Andi Arsana selaku pengantar diskusi, Beny Suseno selaku narasumber Islam, Totok selaku narasumber Budha, Ida Bagus Agung selaku narasumber Hindu, pendeta Agus Haryanto selaku narasumber Kristen, Romo Endra Wijaya selaku narasumber Katolik, Toga, Tomas dan para undangan.

AKBP dr. I Nyoman Eddy Purnama, DFM, SpF selaku ketua panitia Nyepi DIY mengatakan Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut hari raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 27 Maret 2017. Dalam acara ini, kami juga mengadakan kegiatan sosial budaya diantaranya adalah Yoga Massal, Wanakerti, dialog lintas agama, pawai budaya dan acara puncak yakni sehari sebelum Nyepi Tawur Agung dan hari raya Nyepi tahun saka 1939 yang akan diselenggarakan di Candi Prambanan dan ditutup dengan Dharmasanti pada bulan April 2017 nanti.

Panitia menyelenggarakan kegiatan ini dengan tujuan semakin kokohnya toleransi antar umat beragama di Daerah Istimewa Jogjakarta dan semoga melalui acara ini kita dapat menjaga dan menata warna warni kehidupan bagi kita semua.

Ida Bagus Wika Khrisna, S.Ag, M.Si selaku pembimas Hindu Kanwil Kemenag DIY mengatakan, merupakan kehormatan luar biasa saudara kami lintas agama berkenan hadir dalam kegiatan ini. Beberapa bulan lalu kita mendengar kasus penolakan Camat Pajangan dan dalam berita saya ingat bapak bupati menjawab bahwa di Bantul tidak ada tempat untuk sifat sifat intoleransi, semoga semangat ini tetap terjaga di wilayah Jogja.

Gesekan di berbagai daerah masih sering terjadi seperti efek Pilkada Jakarta yang meluas di berbagai daerah di Indonesia, kita sering mendengar cacian makian antar agama di medsos.

Adanya konflik tersebut membuat sebagian orang mulai merespon yakni semakin fanatik atau berpikir bahwa apa gunannya ada agama jika hanya berkonflik terus menerus.

Momen hari ini adalah momen yang luar biasa untuk berdialog membangun toleransi. jika kita menafikan hidup sosial kita maka akan semakin rentan terhadap adanya gesekan dan semoga pertemuan ini akan membuat harmoninya kehidupan beragama. ini merupakan langkah awal teladan dan semangat perdamaian dan toleransi antar umat beragama, sesuai tugas kami untuk tetap menjaga kerukunan dalam Bhineka Tunggal Ika.

Drs. Suharsono selaku Bupati Bantul mengatakan Kegiatan ini menyampaikan aplikasi saya bahwa berbeda agama harus saling menghormati dan saya juga membaca referensi dari Raja Salman dari Arab Saudi bahwa pemimpin yang baik bukan dilihat dari suku dan agama, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa perubahan yang nyata. Agama merupakan hubungan pribadi kita dengan sang kuasa.

Apa yang saya lakukan di Bantul merupakan referensi raja Salman seperti memberi ijin gereja dan mengangkat camat non muslim dimana intinya agama apapun pasti saya dukung yang penting legalitasnya diakui pemerintah. Agamamu agamamu, agamaku agamaku, walaupun saya ditentang dan didemo dalam melaksanakan misi saya ini seperti dari FJI ke kantor saya, saya buka pintu kantor saya, saya ajak berdiskusi dan musyawarah.

Kepemimpinan saya terbuka, transparan dan akuntabel, saya pernah berdinas di Polda Metro dan menangani kasus-kasus besar sehingga jika ada kasus di Bantul menurut saya masih ringan. Jika dalam kepemimpinan saya terdapat kekeliruan saya siap dikritik. Saya telah melaksanakan MOU dengan kajari dan KPK agar staf saya tidak aneh aneh dalam artian tidak korupsi dan KPK telah memberikan hibah kepada saya berupa 9 kendaraan berupa 6 unit pemadam kebakaran dan 3 bis senilai kurang lebih 4,5 milyar hasil dari sitaan KPK dengan konsekuensi pemerintahan saya harus bersih semua.

Saya baru pulang dari Jakarta untuk menghadap Menkeu dan saya mendapat penghargaan dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Di samping itu saya sangat bangga sekaligus heran karena bisa menjadi narasumber bersama Bu Risma Walikota Surabaya dalam diskusi dengan peserta 600 orang dari gubernur dan bupati seluruh Indonesia.

Masalah patung kerahiman di Pajangan dimana sempat ditolak sebagaian warga dan sekarang ijin sudah keluar dan untuk mengantisipasi hal serupa terulang kembali maka semua tempat ibadah agama apapun silakan mengurus IMB nya untuk mengantisipasi 100 tahun ke depan agar semua tempat ibadah ada legalisasinya. Dalam pengurusan tersebut gratis / tidak ada biaya apapun.

Acara kemudian dilanjutkan penandatanganan deklarasi kebhinekaan oleh perwakilan antar agama. Naskah Deklarasi kebhinekaan cinta damai yang dibacakan oleh AKBP dr. I Nyoman Eddy Purnama, DFM, SpF selaku ketua panitia yang isinya :
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami peserta dialog lintas agama DIY :
1) dengan tulus dan iklas bersama sama bersedia menjadi mitra tanpa memandang perbedaan SARA atas dasar pancasila dan UUD 1945.
2) membantu memecahkan permasalahan yang timbul di masyarakat
3) mendukung dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
4) berperan aktif dalam setiap kegiatan sosial budaya dan sosial kemasyarakatan tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih
5). menjadi contoh atau teladan yang baik di lingkungan masyarakat
6.) mengutamakan sinergitas dalam kegiatan kemasyarakatan

Ida Bagus Agung selaku narasumber hindu mengatakan bahwa kita harus membangun toleransi, walaupun saya berbeda saya ingin bertoleransi seperti kata Bupati bahwa nasehat dari raja Ayodya Sri Rama tentang apa yang harus dilakukan sebagai seorang pemimpin yakni membuat rakyat sejahtera, utamakan kebenaran dalam mengabdi, bukan karena nafsu untuk menjadi pemimpin, jangan mengharapkan sanjungan tetapi cinta kasih

Di dalam masyarakat terdapat banyak masalah seperti kekerasan dan Hindu jika ada masalah akan diselesaikan dengan musyawarah dan berdialog sehingga kita bisa hidup bahagia bersama sama.

Totok selaku narasumber Budha mengatakan semua orang pasti ingin hidup damai, bahagia dan tentram dan itu menjadi mindset kita bersama agar semua bisa merasakan kebahagian. Malam hari ini bisa menjadikan counter hoax dan kita bikin berita heboh di medsos bahwa Bantul setuju dalam kedamaian dan kebahagiaan

Bhineka Tunggal Ika dimana semua agama akan setuju pada kebenaran yang mesti kita pegang yakni jagalah kebenaran, kesucian, kejujuran, keadilan, tebarlah kebaikan dan kebijaksanaan, semoga semua mahluk berbahagia.

Pendeta Agus Haryanto selaku narasumber Kristen mengatakan bahwa saya sepakat dengan apa yang dikatakan pak Bupati dimana kita harus mempunyai komitmen untuk toleransi tanpa harus kehilangan identitas kita masing masing.

Kami merasa seperti saudara dan kita menghayati bahwa kebersamaan dapat memperkokoh perbedaan yang ada dan itu indah, dimulai dari Jogjakarta menuju Indonesia dan dunia.

Romo Endra Wijaya selaku narasumber Katolik mengatakan permasalahan Camat Pajangan dan Patung Kerahiman di pajangan kami merasa sedih dan takut karena seringkali was was tetapi Bupati Bantul sungguh kuat dan kami yang minoritas merasa diayomi.

Kerinduan adanya perkumpulan seperti ini dapat memunculkan persaudaraan yang lebih jauh lagi, semakin sering bertemu kita akan semakin mengenal satu sama lain dan meretas intoleransi sampai anak anak kita nanti. Kami rindu persaudaraan penuh kasih dengan umat lain sehingga kami bisa melihat bahwa kasih itu nyata.

Beny Suseno selaku narasumber islam mengatakan saya ingat apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau adalah teladan yang sempurna dimana perilaku beliau adalah perwujudan Alquran. Saya menitip pesan kepada pemangku kepentingan di Bantul itu menjadi lokasi DPP FJI, MMI dan HTI dimana pada hari hari tertentu atau menjelang Pilkada dimana merupakan transformasi dari Abu Bakar Baasyir dan Jafar Umar Thalib di Sleman dimana saya pernah melaksanakan penelitian bahwa menurut mereka NKRI belum final dikarenakan demokrasi merupakan produk kafir.

Semoga kita mampu menjaga harmoni dan dialog kerja, kami mendukung program Bupati dan saya harap bapak ibu sekalian jangan takut dengan Islam dan semoga ke depan kita dapat berdialog dengan mereka. Selama kegiatan berlangsung personil Polsek Banguntapan melaksanakan pengamanan hingga acara selesai dalam keadaan aman tertib. (Sihumas Polsek Banguntapan)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 13:04

0 komentar:

CB