Selain dilokasi, personel Polsek Imogiri juga ditempatkan dibeberapa titik rawan kemacetan lalulintas dan kejahatan untuk menjaga ketertiban jalannya ritual Ngurah Enceh. Mengingat, ribuan orang datang untuk menyaksikan ritual ini.
Tak hanya itu, personel Polsek Imogiri juga melakukan himbauan agar pengunjung berhati-hati dengan barang-barang berharga terutama dompet, karena situasi berdesak-desakan sering dimanfaatkan oleh copet untuk melancarkan aksinya.
Ritual Ngurah Enceh dimulai dengan do’a dan tahlil dipimpin sesepuh abdi dalem. Usai do’a dipanjatkan, empat gentong yang telah berusia ratusan tahun itu diisi air baru. Keempat enceh itu berasal dari Bangkok Thailand, Aceh, dan Palembang. Menurut Penghageng Makam Raja Yogyakarta di Pajimatan Imogiri, KRT Hasto Ningrat, empat enceh itu merupakan pemberian beberapa kerajaan yang pernah ditaklukan Sultan Agung.
Setelah itu warga mulai berebut mendapatkan air dari enceh Kyai Mendung dan Nyai Siyem dari kasunanan Surakarta, dan Enceh Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti dari Kasultanan Yogyakarta.
Tradisi Nguras Enceh merupakan tradisi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dan selalu digelar pada Bulan Sura setiap tahunnya. (Sihumas Polsek Imogiri)
0 komentar:
Post a Comment