
Setelah Indonesia merebut kemerdekaannya, Semangat Kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensif, kita butuh patriotisme yang lebih positif dan progresif. Patriotisme sejati bukan sekadar mempertahankan melainkan juga memperbaiki keadaan negeri. Untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa hari ini, patriotisme progresif dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada sikap anti-asing.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasdim 0729/Bantul Maryor Inf Suwarno saat membacakan amanat Menteri Sosial Hofifah Indar Parawansa dalam upacara peringatan Hari Pahlawan Tingkat Kabupaten Bantul di Lapangan Paseban, Kamis,10 November 2016 pukul 07.50 WIB.
Upacara dihadiri jajajarn Forkompinda Bantul seperti Kapolres Bantul AKBP Dadiyo, SIK, Bupati Bantul Drs H Suharsono dan Wabup, Camat se Kabupaten Bantul, Kapolsek dan Danramil Jajaran. Sementara pasukan upacara terdiri dari pasukan TNI/Polri, Pol PP, PNS, Tagana dan pelajar.
Lebih lanjut Menteri Sosial dalam amanatnya mengatakan, dalam rangka mencapai perikehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, patriotisme progresif harus mengembangkan ketahanan bangsa untuk bisa mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam bidang politik dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Sejalan dengan orientasi Trisakti tersebut, Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla hadir dengan menawarkan VISI transformatif: "Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong."
Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut terah dirumuskan sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut NAWA CITA. Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorisasikan ke dafam tiga ranah; ranah mental-kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik. Pada ketiga ranah tersebut, Pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara aksereratif, berlandaskan prinsip-prinsip pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ketiga ranah pembangunan tersebut bisa dibedakan tapi tak dapat dipisahkan. Satu sama lain saling memerlukan pertautan secara sinergis. Perubahan mental-kultural memerlukan dukungan politik dan material berupa politik kebudayaan dan ekonomi budaya. Sebaliknya perubahan politik memerlukan dukungan budaya dan material berupa budaya demokrasi dan ekonomi politik. Begitupun perubahan material memerlukan dukungan budaya dan politik berupa budaya ekonomi dan politik ekonomi.
Selesai pelaksanaan upacara, dilakukan penyerahan trophi dan hadiah kepada pemenang Lomba Upacara Tingkat Kabupaten Bantul oleh Forkompinda. Termasuk Kapolres Bantul AKBP Dadiyo, SIK dan Ibu Ketua Cabang Bhayangkari Bantul Ny. Melinda Dadiyo yang diberikan kehormatan untuk menyerahkan trophi kepada para pemenang. (Sihumas Polsek Bantul)
0 komentar:
Post a Comment