Upacara Bendera Memperingati Hardiknas Di Pundong

Posted by tribratanewsbantul on 09:42

Selasa, 2 Mei 2017 pukul 07.30 Wib, Kapolsek Pundong AKP Ngadi SH. MH mengikuti Upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional di halaman kantor kecamatan Pundong, Bantul.

Bertindak sebagai Irup Camat Pundong Ibu Sri Umayati, SH dengan peserta upacara yaitu PNS, Linmas, Pamong Desa, perwakilan Siswa SD, SMP, SMK/SMA sekecamatan pundong.

Dalam amanatnya Irup membacakan pidato menteri pendidikan dan kebudayaan RI Muhadjir Efendi yang mengajak kita bersyukur tiada berhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya semata kita sekalian memiliki kesempatan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017.  Tema Hardiknas kali ini adalah "Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas".

Terna tersebut terkait erat dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut kualitas semakin tinggi. Untuk itu marilah kita resapi dan  renungi tema tersebut,   kemudian kita wujudkan bersama-sama. Dengan begitu maka seluruh lapisan masyarakat akan dapat menjangkau layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan pendidikan berkualitas yang merata, dalam makna dapat dikenyam oleh seluruh warga bangsa, maka ikhtiar kita mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, dapat terwujud.

Selanjutnya, atas nama pemerintah, izinkan saya menyampaikan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan di tanah air. Mereka adalah yang telah mengabdi dan berkorban demi kemajuan pendidikan. Pengabdian dan pengorbanan yang sudah Bapak dan lbu berikan, sejauh ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Sekalipun di sana-sini masih banyak masalah dan menimbulkan ketidakpuasan. Semoga keberhasilan tersebut semakin memacu semangat dan usaha keras kita. Sedang adanya masalah yang belum terselesaikan dan ketidakpuasan yang ada, justru semakin melipat-gandakan energi, kehendak, dan ikhtiar kita untuk menemukan terobosan-terobosan baru.

Pada setiap saat memperingati Hardiknas kita tak  pernah lupa dengan  sosok  Ki Hadjar Dewantara. Mengapa? Karena peringatan Hari Pendidikan Nasional didasarkan atas hari kelahirannya. Beliau dilahirkan tanggal 2 Mei 1889. Beliau sudah disepakati sebagai Bapak Pendidikan Nasional.  Dengan tanpa bermaksud mengecilkan peran para tokoh pendidikan yang lain, peran Ki Hadjar Dewantara pada awal perintisan pendidikan nasional memang sangat besar. Baik berupa gagasan, pemikiran, maupun terawang masa depan. Oleh sebab itulah  gagasan dan pemikiran beliau tetap relevan dan menjadi acuan bagi pembangunan pendidikan  nasional kita.

Beberapa di antara pandangan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah:  (1)  "Panca Dharma" yaitu bahwa pendidikan perlu beralaskan lima dasar yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.  (2) "Kon-3"yaitu  bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berdasarkan asas kontinuitas, konvergensi, dan konsentris, dalam arti proses pendidikan perlu berkelanjutan, terpadu, dan berakar di bumi  tempat  dilangsungkannya  proses  pendidikan. (3)  "Tri-pusat Pendidikan" bahwa pendidikan hendaklah berlangsung di tiga lingkungan, yang kita kenal dengan nama  tripusat, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang  saling berhubungan simbiotis dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dalam hal kepemimpinan pendidikan Ki Hadjar Dewantara  mengajukan  konsep "Laku  Tetu" atau tiga peranyang dirumuskan dalam frasa Bahasa Jawa: "Ing ngarso  sung  tuladha,  ing  madya  mangun karso,  tut  wuri  handayani" yang artinya apabila di depan memberi teladan,  apabila di tengah memberi ilham (inspirasi) dan   apabila   di   belakang memberi dorongan. Ketiga peran tersebut  harus dilaksanakan secara seksama baik bergantian maupun serempak dalam tampilan sosok  pemimpin  pendidikan yang utuh. Di sinilah kita diingatkan untuk tidak memenggal dan menerapkan sepenggal-sepenggal tiga laku kepemimpinan dalam praksis pendidikan Ki Hadjar Dewantara.


Agaknya  konsep  "Laku Telu" ini perlu dihayati kembali oleh para pedidik, pada saat mana dunia pendidikan mengalami krisis keteladanan dan praktek pendidikan  tidak lagi menginspirasi. Sementara dorongan dari arah belakang dari kepemimpinan pendidikan tidak disertai pemberian arah dan haluan untuk peserta didiknya.

Gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut di atas adalah menjadi dasar acuan visi Presiden RI, Joko Widodo di bidang pendidikan. Dalam visi Presiden, masa depan Indonesia adalah sangat ditentukan oleh generasi peserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai berbagai bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi abad 21.

Dalam rangka mewujudkan visi  tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersiap melakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, sekarang sedang diupayakan agar karakter   kembali menjadi fundasi  dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar  (Basic  Education).   Kemudian untuk jenjang pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik  untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Memungkinkan peserta didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi,   yang dibutuhkan dunia abad  21.  Hanya dengan karakter yang kuat dan kemampuan berdaya saing tinggi lah peserta didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa maju yang lain di masa yang akan datang.

Untuk tujuan itu, sekarang tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan.  Begitu juga dalam pemanfaatan sumber-sumber belajar yang ada di kelas,  di lingkungan sekolah dan yang ada di luar sekolah. Sehingga proses pembelajaran tidak terkotak-kotak, tersekat-sekat, tertutup, dan sumpeg, melainkan terbuka, luwes dan leluasa.


Lebih jauh, reformasi juga akan dilakukan dalam hal waktu belajar di satuan pendidikan,  pengorganisasian pelajaran dan kegiatan belajar, tugas tanggung jawab dan peran  guru dan tenaga kependidikan. Termasuk reformasi peran dan tugas kepala sekolah   sebagai  manajer sekolah, komite sekolah dan juga pengawas sekolah. Reformasi    pendidikan pada tataran aksi, ditandai dengan Gerakan Penguatan  Pendidikan  Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN).

Demikian pula revitalisasi SMK kini sedang dilaksanakan, dan perbaikan sistem distribusi Kartu Indonesia Pintar terus dilakukan. Gerakan PPK dan GLN diharapkan menjadi pintu masuk dan kunci utama bergeraknya  reformasi berbagai sektor pendidikan dan kebudayaan baik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun di lingkungan pemerintah daerah dan satuan pendidikan, bahkan  lingkungan masyarakat. Berbagai  program dan kegiatan serta sumber daya baik  finansial maupun non-finansial di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan   serta dinas pendidikan di berbagai daerah hendaklah difokuskan untuk mendukung   gerakan reformasi pendidikan tersebut. Reformasi pendidikan untuk menjawab  permasalahan bangsa Indonesia ini senantiasa ditekankan oleh Presiden Republik   Indonesia  sehingga kita semua yang berbakti dan berkhidmat di dunia pendidikan perlu bersinergi mendukung terlaksananya reformasi pendidikan nasional dimaksud.
Reformasi pendidikan nasional tersebut merupakan proses jangka panjang,  bukan sesaat dan jangka pendek, sehingga perlu dilaksanakan secara sistemis, prosedural, dan bertahap di samping perlu dukungan dan partisipasi konstruktif semua jajaran pelaksana pendidikan, pemangku  kepentingan pendidikan, bahkan warga bangsa Indonesia. Tak heran, hasil reformasi pendidikan nasional tersebut, yang semoga berbuah manis dan melegakan bagi  seluruh  warga  bangsa  Indonesia, mungkin memang tidak  kita  nikmati  sekarang, tetapi  niscaya anak cucu kita yang bakal menikmatinya, dalam arti anak  cucu  kita di seluruh Indonesia bisa  mengenyam pendidikan pendidikan berkualitas pada satu sisi dan pada sisi lain bangsa Indonesia mencapai kemajuan dan keunggulan di antara bangsa-bangsa lain.

Dengan  demikian, keberadaan bangsa  Indonesia di tengah  bangsa  lain menjadi  lebih bermartabat, berdaulat, dan bermaslahat. Untuk   itu,  dalam   reformasi   pendidikan nasional  ini, kerja keras yang kontruktif, penuh keikhlasan dan  pengorbanan, serta pengabdian tulus  seluruh insan pendidikan di seluruh Indonesia   amat  diharapkan. Marilah kita bersama-sama  menggerakkan reformasi    pendidikan    nasional demi kemajuan dan  keunggulan pendidikan nasional kita pada satu sisi dan  pada  sisi lain demi kelangsungan dan kelanggengan bangsa Indonesia di tengah  kancah bangsa- bangsa  lain.

Pada  Hari  Pendidikan  Nasional  2017 sekarang, mari kita singsingkan lengan baju untuk menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi anak cucu kita. Semoga Tuhan seru sekalian alam meridhai dan menguatkan tekad dan langkah kita.

Akhirnya, mari kita "Cancut Taliwondo" demi segera terwujud pendidikan berkualitas yang merata di seluruh Indonesia.

Selama kegiatan berlangsung personil Polsek Pundong melaksanakan pengamanan hingga acara selesai dalam keadaan aman tertib. (Sihumas Polsek Pundong)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 09:42

0 komentar:

CB