Upacara Hardiknas 2017 di Kecamatan Pajangan

Posted by tribratanewsbantul on 09:56

Polsek Pajangan mengamankan pelaksanaan upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di halaman Kec. Pajangan Bantul, Selasa (2/5/2017) jam 08.00 Wib dengan tema "Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas".

Hadir dalam upacara ini Kepala Rutan Kelas IIB Bantul R.M. Dwi Ananta, S.H., Camat Pajangan Yulius Suharta, S.Sos, M.Si., Sekcam Kec. Pajangan Bambang Yuliono, S.E., Danramil 18/Pajangan Kapten Inf. Suyadi, Kepala Puskesmas Pajangan dr. Lucia Sri Rejeki, M.P.H. , Kepala KUA Pajangan Drs. Dalyono Warsito dan Lurah Sendangsari Muhammad Irwan Susanto, S.T. Upacara diikuti oleh Guru, Panong, Dukuh, Siswa SD, smp dan SMA dinkec Pajangan.

Bertindak sebagai pembina upacara Kepala UPT Pajangan Agus Suharyanto S.Pd, Komandan upacara, pengibar, pembaca UUD 1945 dari SMA 1 Pajangan dan paduan suara dari Guru-guru UPT PPD Pajangan serta doa dari KUA Pajangan.

Pembina upacara dalam kesempatan ini membacakan sambutan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendi. Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei bertepatan dengan hari lahirnya Ki Hajar Dewantara yang lahir tanggal 2 Mei 1889.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Panca Dharma yaitu bahwa pendidikan perlu  beralaskan lima dasar yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Kon-3 yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berdasarkan  asas kontinuitas,  konvergensi,  dan konsentris,  dalam arti proses pendidikan perlu  berkelanjutan, terpadu, dan berakar di bumi tempat  dilangsungkannya proses  pendidikan. Tri-pusat  Pendidikan, bahwa pendidikan hendaklah berlangsung di tiga lingkungan, yang kita kenal dengan nama tripusat, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang saling berhubungan simbiotis dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Tiga  laku (Laku Telu) kepemimpinan  dalam praksis pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang penerapannya tidak sepenggal-sepenggal. Tiga laku atau  tiga  peran  yang  dirumuskan  dalam  frasa  Bahasa  Jawa:  "Ing ngarso  sung  tuladha,  ing  madya  mangun  karso,  tut  wuri  handayani"  yang artinya apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ilham (inspirasi) dan   apabila   di   belakang    memberi   dorongan.    Ketiga   peran   tersebut    harus dilaksanakan  secara  seksama  baik  bergantian  maupun  serempak  dalam  tampilan sosok  pemimpin   pendidikan   yang   utuh.

Gagasan  pemikiran  dan prinsip-prinsip pendidikan  Ki Hadjar Dewantara  tersebut di atas adalah menjadi dasar acuan visi Presiden RI, Joko Widodo di bidang pendidikan. Dalam visi Presiden, masa depan  Indonesia adalah sangat ditentukan  oleh generasi peserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai berbagai bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi abad 21.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersiap  melakukan   reformasi   pendidikan  nasional  baik  pada  tataran   konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, sekarang sedang diupayakan agar karakter    kembali    menjadi    fundasi    dan    ruh   pendidikan    nasional.    Untuk   itu pembentukan  karakter  harus dimulai  dan menjadi prioritas pada jenjang  pendidikan dasar  (Basic  Education).  Kemudian   untuk  jenjang   pendidikan   lebih  lanjut  harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan  potensi dirinya semaksimal mungkin.  Memungkinkan  peserta didik membekali  dirinya dengan  keterampilan  dan keahlian  yang  berdaya  kompetisi  tinggi,  yang  dibutuhkan  dunia  abad  21.  Hanya dengan  karakter yang  kuat dan kemampuan  berdaya  saing tinggi  lah  peserta  didik masa kini akan sanggup membawa  bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa  maju yang lain di masa yang akan datang.

Sekarang   tengah   diupayakan   penyelarasan,   penyatuan,   dan pembauran bidang kebudayaan  dengan pendidikan.  Begitu juga dalam pemanfaatan sumber-sumber  belajar yang ada di kelas, di lingkungan sekolah dan yang ada di luar sekolah.      Sehingga   proses   pembelajaran   tidak  terkotak-kotak,   tersekat-sekat, tertutup, dan sumpeg,  melainkan terbuka, luwes dan leluasa.

Reformasi  juga  akan  dilakukan   dalam   hal  waktu   belajar  di  satuan pendidikan,  pengorganisasian  pelajaran dan kegiatan belajar,  tugas tanggung jawab dan  peran  guru  dan  tenaga  kependidikan.  Termasuk  reformasi  peran  dan  tugas kepala  sekolah   sebagai   manajer  sekolah,   komite  sekolah   dan  juga   pengawas sekolah.   Reformasi   pendidikan    pada   tataran   aksi,   ditandai   dengan   Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Revitalisasi  SMK  kini  sedang  dilaksanakan,  dan  perbaikan  sistem distribusi Kartu Indonesia Pintar terus dilakukan. Gerakan PPK dan GLN diharapkan menjadi   pintu  masuk  dan   kunci  utama   bergeraknya   reformasi   berbagai   sektor pendidikan   dan   kebudayaan   baik  di   lingkungan   Kementerian   Pendidikan   dan Kebudayaan   maupun  di  lingkungan  pemerintah   daerah  dan  satuan   pendidikan, bahkan lingkungan  masyarakat.

Reformasi pendidikan untuk menjawab  permasalahan  bangsa Indonesia ini senantiasa ditekankan oleh Presiden Republik Indonesia sehingga kita semua yang berbakti dan berkhidmat di dunia pendidikan  perlu bersinergi mendukung  terlaksananya reformasi pendidikan  nasional dimaksud.

Reformasi  pendidikan  nasional tersebut  merupakan  proses jangka  panjang,  bukan sesaat dan jangka pendek,  sehingga perlu dilaksanakan  secara sistemis,  prosedural, dan bertahap  di samping  perlu  dukungan  dan  partisipasi  konstruktif semua jajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan, bahkan warga bangsa Indonesia.

Reformasi  pendidikan nasional  memerlukan  kerja  keras yang  kontruktif,  penuh keikhlasan  dan pengorbanan,  serta pengabdian  tulus  seluruh  insan  pendidikan  di seluruh  Indonesia  amat  diharapkan. Marilah   kita  bersama-sama   menggerakkan   reformasi   pendidikan   nasional   demi kemajuan  dan keunggulan  pendidikan  nasional kita pada satu sisi dan pada sisi lain demi kelangsungan  dan kelanggengan  bangsa Indonesia di tengah  kancah bangsa- bangsa lain. Akhirnya,  mari kita "Cancut Taliwondo" demi segera terwujud  pendidikan  berkualitas yang merata di seluruh Indonesia.

Pelaksanaan upacara bendera peringatan Hardiknas tahun 2017 Kec. Pajangan berakhir dalam keadaan aman kondusif. (Sihumas Polsek Pajangan)


Tribrata News Bantul
Tribrata News BantulUpdated: 09:56

0 komentar:

CB