“Dalam pagelaran tersebut, personel FPU Indonesia 9 menampilkan tarian tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia untuk masyarakat Sudan seperti tari Reog, Mugiye, Gemofamire dan tari Mambri,” jelas Ipda Rumpoko, SH anggota Satgas FPU Indonesia 9 asal Polres Bantul Polda DIY yang terlibat sebagai penari dalam pagelaran tersebut.
Ditambahkannya, kendati saat itu sedang terjadi badai haboob (debu), tak kurang dari 3000 masyarakat Sudan tumpah ruah memadati lokasi pertunjukan di lapangan Green Yard. Bahkan mereka juga ikut menari, menirukan lenggak-lenggok gerakan personel FPU Indonesia 9, terutama saat mereka membawakan tarian Mugiye dan Gamofamire.
Selain penampilan dari personel FPU Indonesia 9, KBRI juga mendatangkan anggota sanggar seni dari Jakarta untuk ikut memeriahkan acara tersebut. Mereka juga berkolaborasi penari lokal Sudan menampilkan tarian setempat seperti tari Arda, Mardom, Dilib, Kirang dan Ana Sudani.
“Ini adalah malam yang bersejarah bagi kedua negara, Sudan dan Indonesia. Dimana ini merupakan yang pertama kalinya diadakan perhelatan kebudayaan yang digelar di Negara yang dikenal dengan Negeri Seribu Darwis ini,” tambah Ipda Rumpoko.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Sudan dan Eritria, Burhanuddin Badruzzaman menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada personel FPU Indonesia 9 yang telah menyuguhkan sebuah tampilan memukau kepada masyarakat Sudan. “Sungguh penampilan yang luar biasa, saya bangga memiliki personel FPU yang serba bisa,” ujarnya.
Pada malam pembukaan ICN 2017, turut hadir Perwakilan Kantor Kepresidenan Sudan, kalangan Diplomatik mulai dari perwakilan Kemenlu Sudan, serta para Duta Besar Negara asing di Sudan. Selain itu, kalangan pengusaha nasional Sudan, keluarga besar Syekh Ahmad As-Syurkati dan para warga Negara Indonesia yang bekerja maupun mahasiswa yang belajar di Sudan, juga turut hadir meramaikan acara tersebut. (Humas Polres Bantul)
0 komentar:
Post a Comment